BAB II
PEMBAHASAN
DISTOSIA AKIBAT KELAINAN JANIN
2.1 BAYI BESAR (Mikrosomia)
1. Definisi
Bayi
besar atau istilah latin dikenal makrosomia, atau Giant Baby (bayi raksasa),
adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram. Kejadian sangat bervariasi
antara 8 sampai 10 % total kelahiran.
2. Etiologi
a) Diabetes
Mellitus (DM)
DM
mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar (makrosomia) dengan berat lahir
mencapai 4000-5000 gram atau lebih. Namun bias juga sebaliknya, bayi lahir
dengan berat lahir rendah, yakni di bawah 2000-2500 gram. Dampak yang lebih
parah yaitu mungkin janin meninggal dalam kandungan karena mengalami keracunan.
b) Keturunan
(orang tuanya besar)
c) Multiparitas
dengan riwayat makrosomia sebelumnya
3. Penanganan
a) Periksa
kehamilan di pos bidan desa atau puskesmas baik itu dilakukan oleh bidan maupun
dokter umum akan menjadi tempat skrinning awal, ada tidaknya masalah kehamilan
seorang ibu.
b) Dengan
periksa hamil teratur dapat ditekan resiko komplikasi bagi ibu yang
seringterjadi akibat bayi besar.
c) Segea
dirujuk ke rumah sakit untuk konfirmasi pemeriksaan sonografi/sesar pada saat
menjelang persalinan.
d) Pemeriksaan
kadar gula darah.
4. Pencegahan
Pencegahan
dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur,
pengukuran tinggi fundus uteri dan pola makan yang benar, ANC teratur, USG.
5. Persalinan
dengan makrosomia
Menentukan besarnya janin secara klinis memang
sulit. Kadang - kadang baru diketahui adanya janin besar setelah tidak adanya
kemajuan persalinan pada panggul normal dan hiss yang kuat.
Periksa dalam panggul normal, janin dengan BB 4000 -
5000 gr pada umumnya tidak mengalami kesulitan dalam melahirkan, tapi mengingat
ibu hamil dengan makrosomia mempunyai resiko besar pada saat persalinan maka
lebih baik melahirkan dengan operasi sesar.
2.2 HYDROCHEPALUS
1. Definisi
Hydrochepalus
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam pentrikel
otak, sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura - sutura dan
ubun - ubun. Cairan yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500 - 1500
ml, akan tetapi kadang - kadang dapat mencapai 5 liter. Hidrosepalus sering
kali disertai kelainan bawaan lain seperti Spinabipida.
2. Etiologi
Penyebab
hidrosepalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan cerebro spinalis
(CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem
ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subarakhnoid. Akibat penyumbatan,
terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya.
Hidrosepalus disebabkan
oleh satu dari 3 faktor :
a. Produksi
CSS yang berlebihan
b. Obstruksi
jalur CSS
c. Gangguan
absorpsi CS
3.
Tanda dan Gejala
Gejala
yang tampak dapat berupa :
·
Muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf
otak
·
Pada bayi biasanya disertai pembesaran
tengkorak
·
Kepala bayi terlihat lebih besar bila
dibandingkan dengan tubuh
·
Ubun - ubun besar melebar atau tidak
menutup pada waktunya teraba tegang dan mengkilat dengan pelebaran vena di
kulit kepala
·
Sutura tengkorak belum menutup dan
teraba melebar
·
Terdapat sunset sign pada bayi ( pada
mata yang kelihatan hitam - hitamnya, kelopak mata tertarik ke atas )
·
Bola mata terdorong ke bawah oleh
tekanan dan penipisan tulang suborbita
·
Pergerakan mata tidak teratur
·
Kerusakan syaraf yang memberi gejala
kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran motorik atau kejang - kejang,
kadang - kadang gangguan pusat vital
4. Penanganan
Persalinan
pada wanita dengan janin hidrosepalus perlu dilakukan pengawasan yang seksama,
karena bahaya terjadinya rupture uteri mengancam. Pada hidrocepalus yang nyata,
kepala janin harus dikecilkan pada permulaan persalinan. Pada pembukaan 3 cm
cairan cerebrospinalis dikeluarkan dengan Pungsi pada kepala dengan menggunakan
jarum spinal, setelah kepala mengecil, bahaya regangan segmen bawah uterus
hilang, sehingga tidak terjadi kesulitan penurunan kepala kedalam rongga panggul.
Bila janin dalam letak sungsang, pengeluaran cairan dari kepala yang tidak
dapat lahir dilakukan dengan pungsi atau perforasi melalui foramen oksipitalis
magnum atau sutura temporalis.
Dianjurkan
juga untuk mencoba melakukan ventrikulosentesis trans abdominal dengan jarum
spinal, kandung kencing harus dikosongkan terlebih dahulu.
5. Persalinan
dengan Hydrosephalus
Kita harus ingat akan
kemungkinan hydrosephalus jika :
a) Kepala
tetap tinggi walaupun panggul baik dan hiss kuat
b) Kepala
tetap dapat digoyangkan dan sangat lebar pada perabaan
c) Nampak
ada spina bifida pada tubuh yang sudah lahir pada letak sungsang
2.3 ANENCEPHALUS
1. Definisi
Anensefalus
adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak
terbentuk. Anensefalus merupakan suatu kelainan tabung saraf yang terjadi pada
awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk
otak. Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup,, tetapi
penyebabnya yang pasti tidak diketahui.
2. Etiologi
Penyebab anencefalus
antara lain :
a) Faktor
mekanik
b) Faktor
infeksi
c) Faktor
obat
d) Faktor
umur ibu
e) Faktor
hormonal
f) Faktor
radiasi
g) Faktor
gizi
Faktor
resiko terjadinya anensefalus adalah:
Faktor ibu usia resti, riwayat
anensefalus pada kehamilan sebelumnya, hamil dengan kadar asam folat rendah,
fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol kekurangan gizi (malnutrisi),
mengkonsumsi kafein, tar, alkohol selama masa kehamilan.
3. Gejala
·
Tidak adanya tengkorak
·
Tidak adanya otak ( belahan otak dan
otak kecil )
·
Wajah fitur abnormal
·
Jantung cacat
4. Penanganan
Perawatan dan
penanganan janin / bayi baru lahir dengan anensephalus :
Perawatan
pada bayi anensephalus akan ditujukan untuk memberikan dukungan emosional
kepada keluarga. Karena tidak ada pengobatan untuk anenshepalus, kurangnya
pembentukan otak, sekitar 75 % dapat menyebabkan bayi lahir mati. Resiko
terjadinya anenshepalus bisa dikurangi dengan meningkatkan asupan asam folat
minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
5. Pengaruh
pada Kehamilan
Sering
menimbulkan kehamilan serotin, biasanya disertai hydramnion, anak sering lahir
dengan letak muka, badan anak kadang - kadang besar dan menimbulkan kesukaran
waktu baru lahir.
2.4 Janin Kembar-Melekat (Double
Monster)
Janin
kembar melekat adalah keadaan di mana terdapat perlekatan antara 2 janin pada
kehamilan kembar. Janin yang satu dapat jauh lebih kecil daripada yang lain,
tetapi dapat pula kedua janin kira-kira sama besarnya. Pada jenis pertama
kadang-kadang janin yang satu sangat kecil dan tidak lengkap, sehingga
seolah-olah merupakan parasit pada yang lain. Bentuknya tidak simetris dan
penyatuan kedua janin tidak terjadi antara dua bagian yang sama (misalnya
antara kepala dengan dada). Pada jenis kedua, penyatuan terjadi secara longitudinal
atau secara lateral. Pada penyatuan longitudinal kepala yang satu berhubungan
dengan kepala yang lain (kraniopagus), atau panggul yang satu dengan panggul
yang lain (pigopagus). Penyatuan lateral bisa terjadi pada dada (torakopagus)
atau pada daerah perut (omfalopagus). Kemungkinan dapat terjadi penyatuan
bagian bawah tubuh seluruhnnya dengan dua kepala (disefalus) dan dengan satu
kepala (sinsefalus)
Diagnosis
janin kembar melekat sukar ditentukan antepartum. Kadang-kadang pemeriksaan
rontgenologik yang dilakukan atas dugaan adanya hamil kembar dapat menunjukkan
adanya penyatuan kedua janin. Pada umumnya diagnosis baru dapat ditegakkan bila
persalinan macet dan pada pemeriksaan jalan lahir kelainan tersebut kebetulan
ditemukan oleh tangan penolong. Kelahiran janin kembar melekat dengan satu
janin yang jauh lebih kecil daripada yang lain dan janin kembar dengan
penyatuan janin secara longitudinal biasanya berlangsung tanpa kesukaran.
Kesukaran persalinan biasanya terjadi pada janin kembar melekat dengan penyatuan
janin secara lateral. Meskipun demikian, terdapat banyak kasus biasanya terjadi
persalinan prematur, atau hubungan antara kedua janin tidak seberapa erat,
sehingga kelahiran yang satu dapat mendahului yang lain. Torakopagus merupakan
janin kembar melekat yang paling sering menimbulkan kesukaran persalinan.
Apabila terjadi
kemacetan, dapat dilakukan tindakan vaginal dengan merusak janin, atau
melakukan seksio sesarea. Tindakan pertama dapat dilakukan lebih mudah pada
letak sungsang karena janin dapat digunakan sebagai pegangan dalam melaksanakan
tindakan tersebut. Pada umumnya seksio sesarea lebih aman untuk melahirkan
janin kembar melekat daripada melakukan pembedahan vaginal yang sukar. Pada
antenatal care yang baik dengan mempergunakan USG pada 16-18 minggu kehamilan
atau MRI kiranya lebih dini dapat ditentukan apakah kehamilan dapat
dilangsungkan atau dihentikan mengingat prognosis dari monster tersebut tidak
selalu baik.
2.5 Janin dengan perut besar
Pembesaran
perut yang menyebabkan distosia, akibat dari asites, atau tumor hati, limpa,
ginjal dan ovarium jarang sekali dijumpai. Kandung kencing yang sangat penuh
dapat pula menimbulkan gejala yang sama. Diagnosis dapat dibuat dengan
memasukkan tangan ke dalam uterus, dan meraba perut janin. Apabila terjadi
kesukaran persalinan, bila perut berisi cairan (asites, tumor kistik), dapat
dilakukan pungsi perut, akan tetapi bila disebabkan oleh tumor padat, sebaiknya
dilakukan seksio sesarea atau pengecilan tumor per varginam.
Pembesaran
abdomen janin dapat menyebabkan distosia
·
Pembesaran abdomen janin dapat terjadi
oleh karena
·
Vesika urinaria yang penuh.
·
Pembesaran ginjal atau hepar.
·
Asites
Diagnosa pembesaran abdomen janin jarang
ditegakkan sampai terjadinya distosia. Bila diagnosa dapat ditegakkan sebelum
persalinan, keputusan melakukan SC harus dipertimbangkan. Prognosa pada umumnya
sangat buruk. Pada 97% kasus, persalinan terjadi pada presentasi kepala ; 3%
pada presentasi sungsang ; 0.5% pada letak lintang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelainan
bentuk dan ukuran janin ada bebrapa macam diantaranya bayi besar (makrosomia), hydrochepalus,
anencephalus, janin kembar-melekat (double monster), janin dengan perut besar.
Makrosomia adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram, hydrochepalus
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam pentrikel
otak, sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura - sutura dan
ubun – ubun, anencephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang
tengkorak dan otak tidak terbentuk, janin kembar-melekat adalah keadaan di mana
terdapat perlekatan antara 2 janin pada kehamilan kembar, janin dengan perut
besar adalah Pembesaran perut yang menyebabkan distosia, akibat dari asites,
atau tumor hati, limpa, ginjal dan ovarium jarang sekali dijumpai.
3.2 Saran
Setelah
mengetahui beberapa macam dari kelainan bentuk dan ukuran janin, kami sebagai
penulis mengharapkan agar para pembaca lebih mengetahui tentang beberapa
kelianan yang terjadi pada janin. Oleh karena itu,saya sebagai penulis meminta
kritik dan saranya untuk menyempurnakan makalah yang saya buat.
DAFTAR PUSTAKA
FK,
Unpad. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Martohoesodo
S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN
(ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997
American
College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of
term singleton breech delivery. Number 265, December 2001.
Cunningham
FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics”22nd
ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar