Akbid Siti Khodijah

Akbid Siti Khodijah
Akbid Siti Khodijah

Minggu, 31 Agustus 2014

Ilmu Kesehatan Anak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari dalam uterus ke luar uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa transisi.  Secara keseluruhan, adaptasi diluar uterus harus merupakan sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama keseluruhan. Maka  pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-obatan.
Bidan mempunyai tanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir, tidak hanya melewati fase kehidupan dalam uterus menuju kehidupan luar uterus seaman mungkin, tetapi juga adaptasi fisik terhadap kehidupan luar uterus. Oleh karena itu bidan harus mengetahui bagaimana proses adaptasi bayi baru lahir, memfasilitasi proses adaptasi tersebut sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan bayi baru lahir yang sehat.

1.2  Tujuan
·         Untuk mengetahui organ reproduksi pada bayi baru lahir
·         Untuk mengetahui perkembangan organ reproduksi pada bayi baru lahir
·         Untuk mengetahui perbedaan reproduksi pada bayi baru lahir dan orang dewasa

1.3  Fungsi
·         Dapat mengetahui organ reproduksi apa saja yang sudah berkembang pada bayi baru lahir

BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1  PERTIMBANGAN ANATOMIS DAN FISIOLOGIS
2.1.1        Bayi Perempuan
a.      Bayi baru lahir
Sistem reproduksi bayi perempuan yang baru lahir sudah mengalami stimulasi berkepanjangan oleh hormon ibu yang didapat secara transplasenta. Sistem Reproduksi
Saat lahir ovarium bayi wanita berisi beribu-ribu sel germinal primitif yang akan berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa. Peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran bercak darah melalui vagina. Genetalia eksterna biasanya edematosa disertai hiperpigmentasi. Pada bayi prematur, klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan terbuka.
       Selama masa intrauterin, janin telah mendapat pengaruh rangsangan esterogen, progesteron dan GnRH, sehingga ketika bayi wanita lahir telah terlihat adanya pembesaran payudara dan uterus. Mukosa vagina dan endometrium memperlihatkan gambaran profilerasi. Epitel vagina mengandung glikogen dalam jumlah besar. Zalir vagina menunjukkan nilai pH 4,5-5 mirip pada pH wanita usia reproduksi. Setelah lahir kadang-kadang terjadi perdarahan dari uterus bayi yang dikenal dengan perdarahan lucut esterogen.
Dengan pemotongan tali pusat, kadar hormon ini akan turun, disertai kembalinya efek hormon ini perlahan – lahan selama bulan – bulan pertama kehidupan. Tunas payudara ditemukan pada sebagian besar bayi perempuan baru lahir dan beberapa akan memproduksi susu jika dipijat.
Pemijatan payudara sebaiknya dihindari untuk mencegah infeksi atau diproduksinya susu yang berkelanjutan. Saat lahir, klitoris tampak menonjol dengan indeks klitoris <0,6cm2 (indeks klitoris = panjang dalam sentimeter x lebar dalam sentimeter).
Labia minora besar dan dapat menonjol melewati bulbus labia mayor. Himen tampak jelas dan berwarna merah, melindungi vagina yang panjangnya rata – rata 4 cm. Dapat terlihat jelas adanya sekret vagina berwarna keputihan yang berupa lendir dan sel – sel yang terkelupas dengan pH asam.
Uterus dapat membesar (panjang 4 cm) disertai eversi (melipat keluar) serviks. Endometrium dapat meluruh dan terjadi perdarahan vagina dalam beberapa hari setelah lahir. Orang tua dapat diyakinkan bahwa perdarahan ini akan berhenti pada usia 10 hari.
Ovarium belum turun dari abdomen dan tidak dapat diraba pada keadaan normal.
b.      Anak kecil (di bawah 7 tahun)
Dengan sedikit stimulasi estrogen, genitalia eksterna sudah berinvolusi (melipat ke dalam) dibanding walau lahir. Labia mayora mendatar, labia minora menipis, demikian juga himen. Klitoris tidak lagi menonjol tetapi indeks klitoris tetap tidak berubah.
Membran mukosa berwarna merah muda dan sedikit lembap. Diameter pembukaan himen sekitar 0,4 cm. Panjang vagina kira – kira 5 cm dan sekresinya mempunyai pH basa. Forniks vagina tidak berkembang sampai pubertas. Oleh karena itu, serviks berada pada posisi yang berlawanan dengan forniks vagina dan sulit dilihat atau dipalpasi.
Bila terlihat, ostium serviks berupa celah kecil. Uterus yang beregresi tidak kembali ke ukuran uterus bayi baru lahir hingga usia 6 tahun. Ovarium mempunyai banyak folikel yang berkurang jumlahnya sampai menarche, ketika jumlah folikelnya tinggal sedikit. Selama waktu ini, ovarium mulai turun ke dalam pelvis minor.
c.       Anak yang lebih besar (7 – 10 tahun)
Dengan kembalinya stimulasi estrogen, mons pubis menebal, labia mayora bertambah besar dan labia minora menjadi lebih membulat. Himen menebal dan pembukaannya membesar hingga 0,7 cm. Mukosa vagina menebal dan vagina memanjang hingga 8 cm.
Korpus uteri membesar terutama karena proliferasi miometrium. Endometrium perlahan – lahan menebal. Ovarium membesar dan turun ke dalam pelvis. Folikel membesar, meski tak satupun yang akan berperan dalam ovulasi, kemudian perlahan – lahan ukurannya mengecil. Tunas payudara mungkin mulai tampak.
d.      Remaja muda (10 – 13 tahun)
Selama fase perkembangan ini, genitalia eksterna terus berkembang mendekati bentuk dewasa. Kelenjar Bartholini mulai menghasilkan lendir segera sebelum menarche. Pembukaan himen menjadi kira – kira 1 cm. Vagina memanjang men¬adi ukuran dewasa (10 – 12 cm) dan sekresi vagina menjadi asam.
Forniks vagina berkembang. Korpus uteri menjadi dua kali panjang serviks. Ovarium turun lebih jauh ke dalam pelvis minor. Perkembangan payudara terus berlanjut, dengan tunas payudara berkembang menjadi “gundukan” kecil.
Ciri seks sekunder lainnya mulai berkembang (rambut pubis dan aksila), tubuh menjadi lebih bulat, dan pertumbuhan remaja yang pesat (growth spurt) dimulai.
2.1.2        Bayi Laki-laki
Sementara pada bayi laki laki, alat kelamin pada bagian skrotum/buah zakar tampak lebih besar akibat terkumpulnya cairan. Dalam kondisi normal, cairan ini akan mengempis sendiri ketika bayi berusia 3-6 bulan, perhatikan bila tidak pulih konsultasi dengan dokter anak.
Tidak boleh memijat bagian skrotum. Testis turun kedalam skrotum pada 90 % bayi baru lahir laki-laki
. Pada bayi ada yang hanya teraba satu testis atau tidak teraba sama sekali dalam kantung zakarnya. Jangan cemas dulu, tunggu hasil pemeriksaan dokter atau bidan. Bila memang bermasalah akan ditindaklanjuti. Pada umumnya testis yang belum turun terjadi pada bayi prematur.
Muara uretra dapat tertutup prepusium dan tidak dapat ditarik kebelakang selama 3-4 tahun. Sebagai respon terhadap estrogen ibu, ukuran genetalia bayi baru lahir cukup bulan dapat meningkat begitu juga pigmentasinya. Terdapat rugae yang melapisi kantong skrotum. Hidrokel sering terjadi dan akan mengecil tanpa pengobatan. Pembengkakan payudara pada bayi baru lahir disebabkan oleh peningkatan estrogen selama masa kehamilan

















BAB III
PENUTUP

1.1  KESIMPULAN
Pada bayi baru lahir ada beberapa perbedaan pada organ reproduksinya dari orang dewasa. Bayi baru lahir juga masih mendapatkan pengaruh hormon dari ibu, sehingga ada beberapa perubahan seperti payudara yang membesar, dan keluarnya darah dari uterus, tetapi hal tersebut adalah kejadian yang fisiologis.






            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar