Akbid Siti Khodijah

Akbid Siti Khodijah
Akbid Siti Khodijah

Minggu, 31 Agustus 2014

MAKALAH PENYAKIT CARDIOVASKULER PADA JANTUNG BAWAAN

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kondisi yang muncul dalam bentuk jantung yang cacat saat lahir. Operasi perbaikan seringkali dapat memperbaiki masalahnya segera. Namun, kadang-kadang penyakit jantung bawaan tidak terdeteksi hingga dewasa.
Penyakit jantung bukan hanya monopoli orang dewasa, melainkan juga di alami anak-anak. Sejak masa dalam rahim, manusia rentan terhadap kelainan jantung bawaan yang terjadi pada masa organ tubuh vital tersebut.
Pusat  Jantung Nasional Harapan Kita menyebutkan dari  1.000 bayi yang lahir hidup di berbagai daerah di Tanah Air, enam hingga sembila di antaranya mengindap kelainan jantung bawaan. Dengan demikian, tiap tahun sedikitnya 40.000 bayi hidup dengan jantung bocor. Mayoritas bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB) itu meninggal sebelum berusia satu tahun. Sementara bayi yang bisa diselamatkan melalui pembedahan hanya 800 hingga 900 kasus pertahun, sebagian besar dilakukan di Pusat jantung Harapan Kita. Berbeda dengan angka kasus penyakit jantung reumatik yang cenderung menurun namun dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kasus kelainan jantung bawaan justru tidak menurun.Terjadinya kelainan jantung bawaan masih belum jelas namun dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk genetik. Ada  beberapa faktor yang dapat menimbulkan gangguan jantung  yang  dapat menimbulkan gangguan jantung yang terjadi pada masa kehamilan tiga bulan pertama, antara lain paparan sinar rontgen, trauma fisik dan psikis, serta minum jamu atau pil kontrasepsi.
Kelainan jantung bawaan juga dapat terjadi  jika ibu dan janin berusia di atas 40 tahun, menderita penyakit kencing manis, campak dan hipertensi (darah tinggi) serta jika ayah dan ibu merokok saat janin berusia 3 bulan dalam rahim.



1.2 Tujuan
1.2.1. Mengetahui definisi penyakit jantung bawaan.
1.2.2. Mengetahui jenis-jenis penyakit jantung bawaan.
1.2.3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit jantung bawaan.
1.2.4. Mengetahui penyebab penyakit jantung bawaan.
1.2.5. Mengetahui cara penanganan dan pencegahan penyakit jantung bawaan.





BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1       Pengertian
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.(IPD FKUI,1996 ;1134).
penyakit jantung bawaan
Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) merupakan kelainan susunan jantung yang sudah dalam kandungan. Tetapi kelainan jantung ini tidak memberikan gejala yang segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan ini.muncul setelah pasien berumur beberapa bulan atau tahun. ( Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak, hal 118 ).
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227).
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235).
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375).

2.2 Jenis Penyakit Jantung Bawaan
 Detour defects di dalam jantung
Detour defect berarti salah jalur karena kerusakan tertentu pada jantung, baik di dalam maupun di luar jantung. Kerusakan-kerusakan dapat menyebabkan darah mengalir di alur yang tidak normal seperti langsung melalui sisi kanan dan sisi kiri jantung. Ini terjadi ketika ada kerusakan dinding (septum) yang biasanya memisahkan sisi kanan dan sisi kiri jantung. Ada sebuah lubang di jantung. Kedua tipe yang paling umum dari kerusakan dinding jantung Atrial septal defect (ASD) dan Ventricular septal defect (VSD)
 Detour defects di luar jantung
Patent ductus arteriosus (PDA ) adalah tipe khusus dari persoalan rute darah yang berlokasi di luar jantung. PDA adalah suatu pelangsiran sebelum kelahiran antara pulmonary artery dan aorta yang tetap terbuka setelah kelahiran, membiarkan darah yang seharusnya mengalir melalui aorta ke tubuh berbalik arah ke paru-paru.
 Obstructive defects
Sejumlah tipe dari PJB merintangi aliran darah di jantung atau pembuluh besar didekatnya. Mereka melakukannya dengan cara penyempitan yang memblokade sebagian atau keseluruhan aliran darah. Penyempitan (stenosis) dapat terjadi di katup-katup jantung, arteri-arteri atau vena-vena. Ketiga bentuk yang paling umum dari PJB dengan rintangan aliran darah adalah, Pulmonary (valvular) stenosis, Aortic stenosis, Coarctation dari aorta
 Hypoplastic heart defects
Bagian dan jantung dapat secara selektif tidak berkembang atau hypoplastic, seperti Hypoplasia jantung kanan dan Hypoplasia jantung kiri.Selain itu, kerusakan jantung yang berhubungan dengan perkembangannya adalah Single ventricle (Hanya ada satu ventricle) dan Double outlet right ventricle (Aorta dan pulmonary artery keduanya berasal dan ventricle kanan).

2.3  Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Bawaan
Dihubungkan dengan tipe dan keparahan dari kerusakan jantung. Beberapa anak tidak mempunyai gejala atau tanda-tanda sementara dimana yang lainnya mengalami sesak napas, cyanosis (warna kulit yang biru disebabkan berkurangnya oksigen di dalam darah), nyeri dada, syncope, kurang gizi atau kurang pertumbuhannya.
penyakit jantung bawaan
Kerusakan atrial septal (sebuah lubang di dinding antara atrial kanan dan kiri), misalnya, dapat menyebabkan sedikit atau sama sekali tidak ada gejala. Kerusakan dapat berlangsung tanpa terdeteksi untuk puluhan tahun.
Aortic Stenosis (penyempitan pada katup aortic) juga umumnya tidak menampakkan gejala, terutama ketika yang terjadi hanyalah penyempitan ringan. Pada kasus berat aortic stenosis, gejala-gejala dapat timbul selama masa bayi dan anak. Gejala-gejala tersebut termasuk pingsan, pusing, nyeri dada, sesak napas dan letih luar biasa.
Ventricular septal defect (VSD) adalah contoh lain di mana gejala-gejala berhubungan dengan kerusakan yang berat. VSD adalah suatu lubang di dinding antara kedua bilik bagian bawah (ventricle). Ketika kerusakannya kecil, anak-anak tidak mengalami gejala apa pun, dan satu-satunya tanda VSD adalah suara desiran jantung yang keras.
Jika lubangnya besar, bayi dapat mengalami gagal jantung, kurang gizi dan pertumbuhan yang lambat.


2.4 Penyebab Penyakit Jantung Bawaan
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
2.4.1. Faktor prenatal
· Ibu menderita penyakit infeksi : rubella.
· Ibu alkoholisme, peminum obat penenang atau jamu.
· Umur ibu lebih dari 40 tahun.
· Ibu menderita diabetes mellitus yang memerlukan insulin.

2.4.2. Faktor genetic.
· Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
· Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
· Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
· Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
( Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)

2.5 Penanganan dan Pencegahan Penyakit Jantung bawaan
Penanganan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.
· Pembedahan : Operasi penutupan defek, Pemotongan atau pengikatan duktus.dianjurkan
   saat berusia 5-10 tahun.
· Obat vasodilator, obat antagonis kalsium untuk membantu pada pasien dengan resistensi
   kapiler paru yang sangat tinggi dan tidak dapat dioperasi.
· Pemotongan atau pengikatan duktus.
· Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi
   jantung. (Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)
Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan seluruhnya tergantung kepada tipe PJS, derajat keparahan, dan factor-faktor lainya (umur, ukuran, kesehatan umumnya dll).Orang tua yang mempunyai anak dengan penyakit jantung congenital harus melakukan konsultasi menyangkut kemungkinan terjadinya jantung yang cacat pada anak berikutnya.Diagnosa genetik dan konsultasi dianjurkan untuk seluruh keluarga denganPenyakit Jantung Bawaan, tidak perduli apakah mereka merencanakan atau tidak untuk mempunyai anak lagi. Apa yang telah dipelajari bisa dapat bertalian dengan anggota keluarga lainnya.


                                                                        BAB 3
                                                                     PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Penyakit jantung bukan hanya monopoli orang dewasa, melainka juga di alami anak-anak.Mayoritas bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB) itu meninggal sebelum berusia satu tahun. Sementara bayi yang bisa diselamatkan melalui pembedahan hanya 800 hingga 900 kasus pertahun, sebagian besar dilakukan di Pusat jantung Harapan Kita.
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF).
3.2       Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan pembaca sebagai calon bidan profesional yang dapat mengaplikasikan dan berkolaborasi dengan dokter kepada pasien anak agar penyakit jantung bawaan bisa diatasi dengan baik.








DAFTAR PUSTAKA

Mirzanie, Hanifah. 2006. Pediatrica. Tosca Enterprise : Jogjakarta.
Ngastiah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. EGC : Jakarta.
Nursalam. dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika : Jakarta.
Rudolph, Abraham M. dkk. 2007. Buku Ajar Pediatrik Rudolp Volume 3. EGC : Jakarta.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Kebidanan Pediatrik, edisi 4. Jakarta ; EGC.























MAKALAH PENYAKIT CARDIOVASKULER
PADA JANTUNG BAWAAN



Dosen Pembimbing : dr.Zainul Arifin,M.Kes
Anggota Kelompok 3
Nama   :


                                    Alfiya M. N                                        2012.14
Andika C. Ayundari                           2012.1375
Yeni Aprilya                                       2012.1490
Yusmi Putri Irma Khimayatillah         2012.1492





Akademi Kebidanan Siti Khodijah Muhammadyah
Sepanjang-Sidoarjo
Tahun Pelajaran 2012-2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar