Akbid Siti Khodijah

Akbid Siti Khodijah
Akbid Siti Khodijah

Minggu, 31 Agustus 2014

DISCOVERY LEARNING
Perubahan Metabolisme, Berat Badan, IMT, dan Sistem Pernafasan


Disusun Oleh:
1.     Andika Candra Ayundari          (02)
2.     Nur Aini                                   (    )
3.     Putri Nur Ilviana                      (    )
4.     Sari Agustin                            (    )
5.     Tri Lidia Suwandari                (    )
Semester II C
Dosen Pembimbing:
Evi Rinata

AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH MUHAMMADIYAH
SEPANJANG – SIDOARJO

Tahun Pelajaran 2012 - 2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting bagi seorang wanita terutama yang telah berkeluarga dan mengharapkana kehadiran seorang anak. Namun bahwa saat kehamilan pertama merupakan saat dimana seorang wanita mengalami perubahan  yang sangat signifikan baik dari segi fisik seperti metabolisme tubuh, berat badan, IMT dan sistem pernafasan.
Peningkatan berat badan selama kehamilan juga mencakup produksi konsepsi (janin, plasenta dan cairan amniotik), dan hipertropi beberapa jaringan maternal (uterus, payudara, darah, cadangan lemak, cairan ekstraselular dan ekstravaskular).
Metabolisme kehamilan meningkatnya metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan, peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tubuh tidak sempurna. Perubahan sistem respirasi pada masa kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan oksigen maternal. Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen, dyspnea (sesak nafas) dan peningkatan volume tidal. Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik

1.2  Tujuan
·         Untuk mengetahui perubahan metabolisme pada masa kehamilan
·         Untuk mengetahui perubahan  berat badan dan IMT pada masa kehamilan
·         Untuk mengetahui perubahan sistem pernafasan pada ibu hamil
1.3  Manfaat
·         Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang perubahan-perubahan selama hamil
·         Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang perubahan-perubahan fisiologis selama hamil

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Prinsip Gizi Pada Ibu Hamil
Jika ibu tidak mendapatkan gizi yang cukup selama kehamilan, maka janin yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Meskipun sudah cukup bulan, janin tersebut akan lahir dengan berat badan dibawah 2500 gr atau disebut bayi berat lahir rendah (BBLR). Ibu yang menderita kekurangan gizi juga akan kekurangan ASI bila kelak menyusui. (Dr. Arisman. 2004 : 5)
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2,59/kg berat badan. Protein tersebut dapat diperoleh dari telur, susu dan ikan. Agar kehamilan berjalan dengan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik selama hamil mendapatkan tambahan protein, mineral seperti zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan energi. Nutrisi yang baik selama kehamilan erat hubungannya dengan proses pertumbuhan berbagai organ pendukung proses kehamilan seperti alat kandungan, mamae dan lain-lain. Kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkatkan trauma pada trimester II kehamilan. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi membutuhkan peningkatan suplai vitamin dan mineral. Ibu hamil sebaiknya menetapkan menu 4 sehat 5 sempurna. Trimester I, pertumbuhan janin masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin masih belum begitu besar. Trimester II dan III, pada masa ini pertumbuhan janin berlangsung lebih cepat dan perlu diperhatikan kebutuhan gizinya. Kebutuhan kalori wanita normal sekitar 2200 kkal, kebutuhan kalori ibu hamil ditambah 300 kalori sehingga menjadi sekitar 2500 kkal.

2.2  Metabolisme Nutrisi
            Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan pengolahan) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya, kelainan metabolisme sering disebabkan oleh kelainan genetic yang disebabkan hilangnya enzim tertentu yang dipelukan untuk merangsang suatu proses metabolisme. Berikut ini beberapa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil



Tabel ketidaknyamanan
No.
Ketidaknyamanan
Tanda Bahaya
Cara Mengatasi
1.
Merasa Kepanasan
·           Dehidrasi
o  Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seringlah mandi.
o  Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat
o  Jangan lupa untuk minum lebih banyakuntuk menggantikan cairan yang keluar melalui pori-pori tubuh bumil.
2.
Kelelahan
·      Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata pucat dll)
·      Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/ aktivitas sehari-hari
·      Tanda dan gejala depresi
·      Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis

·      Yakinkan bahwa hal ini normal terjadi dalam kehamilan
·      Dorong ibu untuk sering beristirahat
·      Aktivitas sedang dan nutrisi yang baik dapat emngurangi kelelahan
·      Tidak perlu memberikan obat-obatan
·      Suplemen vitamin dan zat besi dapat membantu untuk kesehatan

A.      . Merasa Kepanasan
Ibu hamil sering merasa Kepanasan, hal ini terjadi karena kecepatan metabolisme ibu hamil rata-rata meningkat ± 20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi
·         Solusi: 
o   Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seringlah mandi.
o   Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat
o   Jangan lupa untuk minum lebih banyakuntuk menggantikan cairan yang keluar melalui pori-pori tubuh bumil.

B.      Fatique (kelelahan) selama trimester I
·         Penyebab tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan penurunan laju metabolisme basal pada awal kehamilan
·         Efek dari fatique yaitu meningkatnya intensitas respon psikologi wanita selama waktu ini
Cara meringankan atau mencegah:
·         Yakinkan bahwa hal ini normal terjadi dalam kehamilan
·         Dorong ibu untuk sering beristirahat
·         Aktivitas sedang dan nutrisi yang baik dapat emngurangi kelelahan
Terapi:
·         Tidak perlu memberikan obat-obatan
·         Suplemen vitamin dan zat besi dapat membantu untuk kesehatan
Tanda-tanda bahaya
·         Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata pucat dll)
·         Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/ aktivitas sehari-hari
·         Tanda dan gejala depresi
·         Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis

2.2.1        Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 % gunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk  pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-13 kg. 
Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
·         Pertumbuhan dan perkembangan janin
·         Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
·         Sumber tenaga
·         Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan

Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan yang sehat, antara lain :
·         Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
·         Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas
·         Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
·         Hindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
·         Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna
·         Hindari merokok

Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.

A.      Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.

B.      Sumber Pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan.

C.     Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu :
·         Kalori : 2500 Kkal
·         Protein : 85 g
·         Kalsium (Ca) : 1,5 g
·         Zat besi (Fe) : 15 mg
·         Vitamin A : 6000 IU
·         Vitamin B : 1,8 mg
·         Vitamin C : 100 mg
·         Riboflavin : 2,5 mg
·         As nicotin : 18 mg
·         Vitamin D : 400-800 IU

Pada umumnya kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk setiap trimester berbeda-beda, hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada setiap trimester tersebut. Pada kehamilan trimester pertama (0-14 minggu), umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada kondisi ini, ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik. Makanlah makanan dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-buahan segar dan jus. Pada trimester kedua (s/d usia 28 minqgu), nafsu makan sudah pulih kembali kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat sumber tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk kebutuhan janin. Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan.  Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan untuk mengolah makanan secara sehat pula.

Adapun cara pengolahan makanan yang sehat dan tepat sebagai
berikut :               
·         Pilihlah sayuran dan buah-buahan yang segar dan berwarna kuning
·         Pilihlah daging dan ikan yang segar
·         Cucilah tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
·         Cucilah bahan makanan yang bersih
·         Jangan memasak sayuran sampai layu
·         Konsumsilah makanan yang diolah sampai matang
·         Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet, bumbu masak (vetsin)
·         Hindari pemakaian minyak yang sudah berkali-kali digunakan
·         Perhatikan tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin, mineral dan tempat makanan kalengan
·         Simpanlah peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman jangan membiarkan binatang berkeliaran didapur.

2.2.2        Trimester 1
Waktu Makan
Menu
Berat
Sarapan pagi (07.00)
Roti sandwich (isi)
1 buah
Selingan (10.00)
Sari kacang hijau
1 gelas
Lumpia pisang
1 buah
Makan Siang (13.00)




Nasi
100 gram
Ubi bakar
50 gram
Tempe goreng lengkuas
50 gram
Oseng jagung muda
75 gram
Buah
100 gram
Selingan (16.00)

Tart porsi kecil
1 buah
Buah
100 gram
Makan malam (19.00)



Nasi
100 gram
Kering tahu teri
100 gram
Cah jamur
75 gram
Buah
100 gram
Selingan (20.00)

Susu
1 gelas
Biskuit
2 buah
(Hermawan, 2008, Hal 109)
2.2.3        Trimester II
            Pada trimester kedua, janin mulai tumbuh pesat. Tubuh memerlukan tambahan kalori untuk menunjang pertumbuhan janin. Selain itu tubuh juga mulai menyimpan lemak dan zat gizi lain sebagai cadangan untuk produksi ASI. Karena itu, jumlah dan kualitas makanan pun harus ditingkatkan. Nafsu makan ibu biasanya mulai membaik. Usahakan makan dengan teratur tiga kali sehari dan dua kali makanan selingan.
            Maka pilihlah yang cukup energi, protein, vitamin, dan mineral. Contohnya, sayuran hijau atau bewarna, serta sumber protein dengan nilai biologi tinggi. Protein tinggi dapatg diperoleh dari protein hewani, seperti telur, ayam, daging, dan ikan.
Waktu Makan
Menu
Berat
Sarapan pagi (07.00)
Bubur ayam komplit
150 gram
Selingan (10.00)

Puding tofu (tahu)
1 buah
Buah
100 gram
Makan siang (13.00)




Nasi
200 gram
Perkedel tongkol
50 gram
Tahu balado
50 gram
Bobor katuk
75 gram
Buah
100 gram
Selingan (16.00)

Salad aneka buah
100 gram
Susu
1 geas
Makan Malam (18.00)




Nasi
200 gram
Bawal bumbu kecap
50 gram
Tempe bacem
50 gram
Acar kuning
75 gram
Buah
100 gram
(Hermawan, 2008 Halaman 110)

2.2.4        Trimester III
            Pada masa ini basal metabolisme naik, nafsu makan ibu cukup baik, dan biasannya ibu selalu merasa lapar. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan janin yang pesat. Namun, semakin membesarnya janin juga menyebabkan diafragma ibu mulai tertekan. Akibatnya, ibu sulit makan dengan porsi yang besar. Karena itu, pola makan pada trimester ke 3 ini tetap harus diatur dengan porsi kecil tapi sering.
            Asupan makanan yang diperlukan adalah makanan-makanan yang menjadi sumber energi karena menginjak trimester ke 3 tubuh ibu memerlukan tambahan 285 kkal/hari. Dibandingkan dengan sebelumnya. Asupan protein, vitamin dan mineral juga sangat diperlukan untuk membantu pembentukan sel-sel otaknya. Pada trimester ini, ibu hamil juga dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. Hal ini penting untuk menghindari sembelit yang sering terjadi pada ibu hamil. Untuk itu, pada trimester ke 3 ibu hamil bisa memperbanyak mengkonsumsi beras, sereal, daging ayam, telur, susu, dan buah segar.
Waktu Makan
Menu
Berat
Sarapan Pagi (07.00)


Nasi
100 gram
Telur puyuh asam manis
50 gram
Bakwan jamur
75 gram
Selingan (10.00)

Cripik vla sirsak
1 buah
Buah
100 gram
Makan Siang (13.00)




Nasi
150 gram
Ayam bakar gurih
50 gram
Oseng-oseng tempe cabe hijau
50 gram
Kacang panjang berkuah
75 gram
Buah
100 gram
Selingan (16.00)

Rujak buah segar
100 gram
Susu
1 gelas
Makan Malam (18.00)



Nasi
150 gram
Pepes kerang tahu
100 gram
Sayur pepaya muda
75 gram
Buah
100 gram
Selingan (20.00)
Susu
1 gelas
(Hermawan, 2008 Hal 112)

2.3  Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil
a.      Suhu Lingkungan
            Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5 – 37 o C untuk mempertahankan metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang akan dilepaskan. (Kristiyanasari, 2010)
            Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu berarti lebih besar masukan energi yang diperlukan. (Paath, dkk., 2004)
b.      Status Ekonomi dan Sosial
            Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih makanan. (Paath, 2005). Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis kemiskinan (keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian ibu mampu membeli dan memilih bahan makanan yang berilai gizi tinggi. (Arisman, 2009)
c.       Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan
            Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (soetjiningsih, 1998)
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasannya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan. (Kristiyanasari, 2010)
b.      Usia
            Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita. (Nursalam, 2001)
            Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah  dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung khamilan yang sedang berlangsung. (Kristiyanasari, 2010)
            Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang dibutuhkan. Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun 5 kali lebih besar dari mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang berumur 15-18 tahun menunjukkan angka kematian 2 kali lebih besar. (Soejoenoes, 1992). Ini berhubungan dengan status gizi remaja yang perkembangan fisik dan mentalnya masih membutuhkan energi lebih banyak (Paath, dkk. 2005). Masalah yang mempengaruhi reproduksi yang mencakup gizin untuk menjamin pertumbuhan sempurna slah satunya ialah umur saat hamil terlalu muda (kurang 20 tahun) atau umur terlalu tua (diatas 35 tahun). (Manuaba, dkk., 2009)
b.      Pendidikan
            Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau masyarakat. (Notoadmodjo, 2007)
            Bagi masyarakat yang berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai gizi lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan atau pertimbangan fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan psikis. (Paath, dkk., 2005). Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal I ayat 11 menyebutkan sebagai berikut : Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
f.        Status Kesehatan
            Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan yang mengandung zat besi seperti bayam, hati dan sebagainya. (Paath, 2005)
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Status ialah keadaan kedudukan seseorang. Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun, ibu harus ingat, bahwa gizi yang ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya. (Kristiyanasari, 2010)
            Menurut white tahun 1977, sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan. Sedangkan menurut UU RI No. 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan BAB I Pasal I menyebutkan, kesehatan ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosia; dan ekonomis.
2.4  Pola Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
            Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Williem (1967), berat janin bertambah sebesar 5gr sehari pada minggu ke 14 – 15 dan menjadi 10gr pada minggu ke-20. Kecepatan tumbuh sebesar 30-35  gr sehari berlangsung pada minggu ke 32 – 34, dan bdrubah menjadi 230 gr seminggu pada minggu ke 33 – 36. Memasuki minggu ke 41 – 42. Pertambahn berat tidak terjadi lagi. Tambahn berat total selam 40 minggu kehamilan sebanyak 12,5 kg menyiratkan porsi komponen ibu telah menyentuh angka 7 kg. Selebihnya adalah komponen berat janin.



Tabel distribusi penambahan berat badan ibu hamil
Trimester
Distribusi
I
Terutama pertambahan pada jaringan ibu dan cadangan lemak, berat janin pada 16 minggu ± 5 gr.
II
Pertambahan yang pesat pada cadangan lemak ibu dan jaringan, berat badan janin pada 20 minggu ± 350 gr.
III
Pertambahan terutama pada janin dan bertambahnya cairan, berat janin pada 32 minggu ± 2 kg.

            Peningkatan berat badan janin terjadi dengan lambat pada pertengahan pertama kehamilan dan meningkat lebih cepat pada 20 minggu kedua. Peningkatan berat plasenta terjadi berlawanan, lebih cepat pada pertengahan pertama kehamilan. Cairan amniotik meningkat dengan cepat sejak minggu ke 10, dari 300 ml pada 20 minggu, hingga puncaknya 1000 ml pada 35 minggu, kemudian mengalami sedikit penurunan. Berat uterus bertambah lebih cepat pada 20 minggu pertama. Berat payudara dan volume darah meningkat secara stabil selama kehamilan. Sebagian besar lemak yang di peroleh disimpan pada 30 minggu pertama. Sebagian besar cairan di retensi pada 30 minggu pertama tetapi meskipun tidak terjadi edema klinis 2 hingga 3 liter, cairan ekstraselular mengalami retensi pada 10 minggu terakhir.

           Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema, laju metabolit, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik, dan ukuran janin, semuanya harus di perhitungkan. Usia maternal, ukuran tubuh prakehamilan, paritas, ras-etnisitas, hipertensi, dan diabetes  juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal. Solusi  Jangan terlalu banyak makan-makanan yang mengandung karbohidrat, tapi perbanyak makan makanan yang berprotein.(diet ibu hamil)

2.3.1        Penambahan berat badan yang sesuai
1.      Diskusikan mengenai penambahan berat badan yang sesuai pada kunjungan obstetri awal
2.      Tentukan berat badan yang seimbang dengan tinggi badan pasien dengan metode berikut ini atau tabel tinggi badan dan berat badan lainnya:
·         Berat badan 50 kg seimbang dengan tinggi badan 152 cm, lalu tambahkan 1 kg setiap kenaikan 1 cm
·         Untuk postur tubuh lebih kecil dari no. 1, kurangi 10%
·         Untuk postur lebih besar dari no. 1, tambahkan 10%
3.      Tentukan berat badan pasien sebelum hamil
4.      Berikan penjelasan bahwa ia harus mencapai penambahan 12,5 kg sampai 20 kg, tergantung ukuran tubuh dan berat badan sebelum hamil
5.      Penambahan brat badan
a.       Penambahan berat badan yang diharapkan
·         Trimester I, 2-4 kg totalnya
·         Trimester II, 0,4 kg/minggu
·         Trimester III, 0,5 kg atau kurang per minggu
b.      Masalah mengenai penambahan atau pengurangan berat badan
·         Bila penambahan berat bdan pasien lebih dari 1 kg/minggu, kaji adanya masalah
·         Pasien dapat mencapai penambahan sebesar 10% dari berat badan aslinya, sebelum terlihat bukiti secara klinis adanya edema
·         Penururnan berat badan paling berpengaruh bila terjadi pada trimester pertama, karena trimester pertama bayi tumbuh dengan cepat dan memerlukan zat gizi
·         Penurunan berat badan lebih dari 2,5 kg dalam 2 minggu membutuhkan kajian riwayat diet pasien, uji laboratorium, dan konsultasi dengan dokter
·         Setiap penurunan berat badan pada trimester pertama kehamilan harus dipulihkan kembali dalam 20 minggu taksiran partus
·         Menambah berat badan kurang dari 1 kg/bulan setelah trimester pertama meningkatkan resiko terjadinya bayi lahir kecil untuk masa kehamilan


2.4      Indeks Massa Tubuh (IMT)
2.4.1        Definisi Indeks Massa Tubuh
            Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang.
            IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkolerasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry. IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining kateori berat badan yang mudah dilakukan.
            Muntuk mengetahuai nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Menurut rumus metrik:






Atau menurut rumus Inggris:






Contoh:
Wanita dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 meter. Maka IMT nya adalah 51/(1,57)2 = 20,7

2.4.2        Kategori Indeks Massa Tubuh
Tabel 2.1: Kategori Indeks Massa Tubuh
IMT
KATEGORI
< 18,5
Berat badan kurang
18,5 – 22,9
Berat badan normal
= 23,0
Kelebihan berat badan
23,0 – 24,9
Beresiko menjadi obes
25,0 – 29,9
Obes I
= 30,0
Obes II
Sumber: Centre for Obesity Research and Education 2007
            (Sulistyawati, Ari. 2009: 68-69)

2.4.3        Kenaikan Berat Badan Saat Hamil
            Tergantung dari berat badan ibu sebelum dinyatakan hamil dan IMT ibu. IMT adalah hubungan antara tinggi dan berat badan ibu. Prinsip dasar yang perli ibu ingat: berat badan ibu naik perlahan dan bertahap, bukan mendadak dan drastis. Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan angka kenaikan berat badan saat lahir sebagai berikut:
·         IMT ibu sebelum hamil termasuk kategori rendah (dibawah 18,5) Total kenaikan berat badan: 14 – 20 kg. Kenaikan trimester pertama sekitar 2,3 kg, lalu naik 0,5 kg per minggu hingga akhir kehamilan.
·         IMT kategori normal (18,5 s/d 24,9) Total kenaikan berat badan : 12,5 – 17,5 kg. Kenaikan trimester pertama sekitar 1,6 kg dan naik 0,4 kg per minggu hingga akhir kehamilan.
·         IMT kategori tinggi (25 s/d 29,9) Total kenaikan berat badan: 7,5 – 12,5 kg. Kenaikan trimester pertama sekitar 0,9 kg dan naik 0,3 kg per minggu hingga hamil kehamilan
·         IMT kategori obesitas (>30) total kenaikan berat badan: 5,5 – 10 kg.

Jika ibu hamil bayi kembar, kenaikan berat badan dianjurkan 18,5 – 27 kg jika IMT sebelum hamil ibu normal. Jika IMT ibu tinggi, kenaikan berat badan yang dianjurkan 15,5 – 25 kg dan jika ibu tergolong obesitas sebaiknya kenaikan berat badan saat hamil bayi kembar antara 12,5 – 21 kg.
            Menurut laporan IOM 2009, hampir setengah jumlah wanita hamil mengalami kenaikan berat badan berlebih atau kurang dari angka rekomendasi. Kebanyakan wanita dengan IMT rendah mencapai kenaikan berat badan yang dianjurkan tapi sebagian wanita dengan normal naik berat badannya melebihi rekomendasi. Mayoritas wanita dengan kelebihan berat badan atau obesitas mengalami kenaikan berat badan yang terlalu besar saat hamil. Tentu laporan tersebut bukan sebuah berita baik.
            Berikut cara menjaga berat badan saat hamil agar tetap berada di angka yang dianjurkan
 “padukan makanan yang mengandung unsur munu seimbang dengan olahraga teratur, cukup istirahat dan memeriksakan diri ke dokter dengan teratur. Pemeriksaan itu sangat penting, terutama untuk deteksi penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan gizi kurang, misalnya penyakit kronis seperti TBC atau gizi berlebih, misalnya diabetes. Lakukan perhitungan IMT sebelum hamil dan selama periksa kehamilan,” kata Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG, dari RSPAD Gatot Soebroto, jakarta.
            Saat hamil, kenaikan berat badan anda tidak hanya lari ke bayi, melainkan ketubuh anda sendiri. Distribusi kenaikan berat badan ibu hamil adalah sebagai berikut:
·         Berat bayi sekitar 3000 g
·         Berat rahim sekitar 900 g
·         Berat plasenta sekitar 600 g
·         Berat payudara sekitar 400 g
·         Peningkatan volume darah ibu sekitar 1200 g
·         Cairan tubuh dan cairan ketuban, sekitar 2600 g
·         Jaringan lemak tambahan sekitar 2500 g

Tetap Aktif Selama Hamil
Menurut studi di Norwegia yang dipublikasikan dengan jurnal Obstetrics & Gynecology edisi Oktober 2009. Olahraga saat hamil tidak hanya bermanfaat untuk menjaga berat badan ibu melainkan juga berperan mengatur berat badan janin. Wanita yang berolahraga secara rutin pada kehamilan pertama berpeluang besar menekan resiko melahirkan bayi dengan berat badan berlebih. Wanita yang melahirkan bayi besar lebih dari 4 kg tanpa memperhitungkan panjang badan beresiko terkena komplikasi seperti perdarahan hebat setelah melahirkan, Menurut Dr. Katrine Mari Owe dari Norwegia School of Sport Sciences. Bayi-bayi yang lahir dengan berat badan berlebih juga beresiko tumbuh menjadi anak dengan obesitas. Peneliti menganalisis data dari Norwegian Mother and Child Cohort Study dan Medical Birth Registry of Norway yang melibatkan 36.869 wanita hamil. Peneliti membuat kesimpulan bahwa wanita yang hami anak pertama yang berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu pada usia kehamilan 17 minggu dapat menurunkan 25% kemungkinan bayi lahir dengan kelebihan berat badan. Sementara wanita yang berolahraga dengan frekuansi yang sama pada usia kehamilan 30 minggu bisa menurunkan kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir berlebih sebesar 22%.

2.4.4        Yang Mungkin Terjadi Saat Kelebihan Berat Badan Saat Hamil
Riset menunjukkan bahwa wanita yang mengalami kenaikan berat badan terlalu besar saat hamil akan cenderung memerlukan operasi caesar. Kelebihan berat badan itu juga bertahan hingga setelah melahirkan dan wanita tersebut akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih besar saat hamil anak ke dua dan seterusnya. “Selain itu, wanita yang mengalami kelebihan berat badan semasa hamil lebih beresiko terkena komplikasi seperti diabetes gestasional dan penyakit darah tinggi pada kehamilan (preeclampsia),” kata Dr. Judi. Ditambah lagi, wanita dengan kenaikan berat badan berlebih akan berpotensi malehirkan bayi yang terlalu besar yang dapat memicu komplikasi saat lahir bagi ibu dan bayi. Dan anak yang lahir dari ibu dengan kelebihan berat badan akan beresiko menjadi anak yang juga kelebihan berat badan atau mengalami obesitas. Sementara wanita yang sudah mengalami kelebihan berat badan sebelum hamil cenderung punya masalah menyusui. Para pakar meyakini beberapa alasan dibalik fakta tersebut, misalnya sulit memosisikan bayi saat mentusui. Pertambahan berat badan terlalu besar selama hamil akan membuat masalah tersebut semakin parah.



2.4.5        Yang Mungkin Terjadi Saat Kekurangan Berat Badan Saat Hamil
Wanita yang memulai kehamilan dengan berat badan rendah atau tidak menunjukkan kenaikan sesuai anjuran beresiko mengalami kelahiran prematur atau melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (< 2,7 kg). Kelahiran prematur bisa memicu gangguan kesehatan bahkan menyebabkan kematian jika bayi lahir terlalu dini. “Bayi juga beresiko membawa penyakit yang sudah di program sejak dalam kandungan, misalnya hipertensi, stroke, diabetes melitus dan penyakit jantung koroner,” kata Dr. Judi. Wanita hamil yanh kekurangan zat gizi kunci berpotensi melahirkan bayi dengan cacat bawaan yang serius. Sebagai contoh, jika pola makan anda tidak mencukupi kebutuhan minimal 400 mcg asam folat, resiko bayi lahir dengan neural tube defect (cacat tabung saraf) meningkat. Sebaiknya wanita yang kekurangan berat badan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin dan zat gizi lain yang juga mengandung lemak sehat. “Untuk menambah kalori, cara sederhananya adalah menambah frekuensi makan menjadi 4-6 kali sehari atau memilih menu yang padat kalori hingga pertambahan berat badan yang dinjurkan dapat tercapai,” kata DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc, spesialis gizi medik dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

2.5      Sistem Pernafasan
Sistem respirasi ibu mengangkut oksigen dan membuang karbondioksida dari janin dan plasenta serta menyediakan energy untuk sel-sel ibu sendiri, janin, dan plasenta. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pulmonal meliputi pengaruh hormonal dan perubahan mekanis. Perubahan mekanis meliputi nelevasi posisi istirahat diafragma kurang lebih 4 cm, peningkatan 2 cm pada diamerer tranversal saat sudut subkostal dan iga-iga bawah melebar, serta lingkar toraks membesar kurang lebih 6 cm. Semua perubahan ini disebabkan oleh tekanan atas akibat pembesaran uterus.
Pengaruh-pengaruh hormonal meliputi efek esterogen terhadap engorgement kapiler melalui saluran pernafasan dan efek progesteron terhadap reaksi otot-otot polos bronkiol dan relaksasi otot serta kartilago dan region toraks.
Jumlah pernafasan, kapasitas vital, dan kapasitas nafas maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan berlangsung, tetapi volume tidal, volume pernafasan permenit dan peningkatan ambilan oksigen permenit, kapasitas residu fungsional serta volume residu udara mengalami penurunan. Efek semua ini adalah dispnea fisiologis atau dispenea kehamilan yang dikaitkan dengan peningkatan volume tidal yang kemudian dapat menyebabkan hiperventilasi dan kadar PCO2 rendah.
Kadar PCO2 yang lebih rendah membuat ibu mengalami alkalosis respiratori yang memfasilitasi pengangkutan CO2 dari janin ke ibu. Peningkatan tipis pH darah memfasilitasi pelepasan O2 dari ibu ke janin. Peningkatan sekitar 70% pada ventilasi alveolar yang berkaitan dengan penurunan volume residual dapat mengeluarkan pengeluaran partikel dan difusi obat-obatan yang terdapat dalam aerosol dan bronkolidator. Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan dan volume paru-paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernafasan selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Reaksi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik sampai 4 cm dan diameter melintang menjadi 2 cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan system pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu volume tidal meningkat sampai 40%. Peningkatam volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernafasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat, oleh karena itu ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi penafasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hyperventilasi pada ibu. Meskipun hyperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ereksi bikarbonat di ginjal. Namu hyperventilasi ini disebabkan oleh efek progesteron secara langsung di pusat pernafasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah. Perubahan sistem pernafasan dapat menyebabkan:
  • Ketidaknyamanan dan gangguan memperberat penyakit saluran respirasi
  • Perubahan mukosa saluran respirasi
  • Diafragma naik atau terjadi desakan diafragma akibat dorongan rahim yang membesar
  • Pernafasan menjadi lebih pendek dan dalam (frekuensi 14-15 x/menit) akibat peningkatan penggunaan oksigen
  • Peningkatan konsumsi oksigen
  • Progesteron menyebabkan hiperventilasi
  • Penurunan kadar COmenyebabkan alkalosis
2.5.1        Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu:
·         Udara yang bersih
·         Tidak kotor / polusi udara
·         Tidak bau, dsb.
Pada prinsipnya hindari ruangan / tempat yang dipenuhi oleh polusi udara (terminal, ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok).

2.5.2        Hyperventilasi
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama kehamilan akan meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Cara penanganan :
·         Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
·         Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan kedalaman pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
·         Anjurkan wanita berdiri dan mereganggan tangannya diatas kepalanya secara berkala dan mengambil nafas dalam
·         Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat sedang berdiri.

Ketidak nyamanan selama kehamilan
Ketidak-nyamanan
Etiologi
Diagnosis Banding
Tindakan Pereda
Tanda Bahaya
Sesak Nafas
·    Pembesaran uterus menekan ke arah organ abdomen dan diafragma yang mencegah ekspansi penuh paru-paru
·    Peningkatan kesadaran kebutuhan bernafas
·    Tekanan dari uterus gravidarum ke arah vena cava yang menurunkan aliran darah vena balik
·    ISPA
·    Gangguan Paru / jantung
·    Hindari latihan yang mencetuskan dispenea dan beristirahat setelah latihan
·    Hindari mengenakan pakaian yang ketat
·    Lakukan sit up dengan posisi tegak lurus, tinggikan kepala dengan bantal, atau berbaring dengan posisi rekumben lateral
Sakit kepala, luka pada tenggorokan, batuk, gejala menyerupai flu, nyeri dada, tidak mampu mencerna intoleransi latihan disertai mual, berkeringat atau kecemasan dan riwayat merokok, masalah pernafasan atau jantung


Menurut bagan penyebab sesak nafas
Kebutuhan O2 meningkat 20%
Ibu sering nafas dalam
Thorax bagian bawah melebar kesamping
UK > 32 minggu diafragma terdesak FU kurang lebih 4 cm
SESAK NAFAS















Keterangan  bagan diatas:
·         Perubahan sistem respirasi pada kehamilan 32 minggu gerakan diafragma akan terbatas karena terdesak oleh uterus yang membesar, bagian bawah thoraksnya akan melebar kesamping keadaan ini akan membuat ibu mengeluh sesak nafas.
·         Untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat sekitar20% maka ibu hamil akan selalu bernafas lebih dalam dan tidak disadari.







BAB III
HASIL DISCOVERY LEARNING


3.1  Laporan Hasil Anamnesis
a. Ketidaknyamanan Umum yang Timbul pada Kehamilan
            Untuk mengetahui ketidaknyamanan yang timbul selama kehamilan, kami melakukan wawancara atau anamnesa beberapa ibu dengan usia kehamilan yang berbeda. Berikut hasil dari wawancara kami
*      Pertanyaaan Wawancara Terhadap Beberapa Ibu Hamil:
1.      Keluhan apa saja yang sering dialami oleh ibu selama kehamilan?
2.      Pada usia kehamilan yang keberapa ibu sering merasakan keluhan tersebut?
3.      Keluhan tersebut muncul pada saat ibu melakukan kegiatan apa?
4.      Upaya apa saja yang ibu lakukan untuk mengatasi keluhan yang ibu rasakan?
5.      Bagaimana nafsu makan ibu?
6.      Apa ibu makan dengan teratur?
7.      Asupan makanan apa saja yang ibu konsumsi?
8.      Apakah ibu mengkonsumsi suplemen atau vitamin selama hamil?
9.      Berapa berat badan ibu sebelum hamil?
10.  Apakah ibu melakukan aktivitas yang berlebihan selama hamil?
11.  Apakah ibu mengalami sesak nafas selama hamil? Jika iya, sejak kapan ibu merasakannya?
12.  Bagaimana cara ibu mengatasi sesak nafas tersebut?
13.  Apakah ibu olah raga rutin selama hamil? Jika iya, jenis olah raga apa yang ibu lakukan?
*      Hasil yang Diperoleh Setelah Melakukan Wawancara:
Tabel ketidaknyamanan yang ibu rasakan selama hamil
No.
NAMA
KELUHAN
PENANGANAN YANG DILAKUKAN
HASIL PENANGANAN YANG DILAKUKAN
1.
Siti Aminah
Trimester 1
·    Mual muntah

·    Lemas
·    Makan permen asem
·    Tidur
·    Mual menjadi berkurang
2.
Lina Catur K
Trimester 1
·    Mual
·    Mudah lelah
·    Pusing
·    Tidak nafsu makan
Minum vitami dari dokter
Keluhan-keluhan yang ibu rasakan berkurang
3.
Purwanti
Trimester 2
·    Mual muntah
·   Mengkonsumsi buah-buahan yang asam seperti mangga muda
·   Minum vitamin dari bidan
Mual yang dirasakan berkurang
4.
Kholifah Dwi N
Trimester 2
·    Mual muntah
·    Lemas
·    Makan tidak teratur
·    Minum teh hangat
·    Mengoleskan minyak kayu putih di perutnya
·    Minum vitamin dari bidan
Keluhan yang ibu rasakan menjadi lebih baik
5.
Iin R.
Trimester 3
·    Mual muntah
·    Lemas
·    Tidak nafsu makan
Minum vitamin dari bidan
Keluhan berkurang
6.
Fitriawati
Trimester 3
·    Nyeri ulu hati
·    Minum vitamin dari bidan
Keluhan berkurang


a.       Trimester Pertama
Nama : Siti Aminah
Usia : 37 tahun
Usia Kehamilan: 12 minggu
Alamat : dsn. Urangagung – Sumberejo RT. 12 RW. 03
                       Wonoayu – Sidoarjo
Informasi yang Diperoleh:
           Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ke–4, pada kehamilan sebelumnya ibu tidak mengalami hambatan. Pada kehamilan keempat ini ibu mengeluh sering mual muntah dan lemas, bahkan pada usia kehamilan sekitar 1-2 bulan ibu sangat lemas dan hanya berbaring di tempat tidur. Nafsu makan ibu biasa saja, sama seperti sebelum hamil dan ibu selalu makan teratur 3 kali sehari. Ibu mengatasi mual muntahnya dengan makan permen asem, setelah makan permen asem mual yang ibu rasakan menjadi berkurang. Selama hamil ibu mengkonsumsi vitamin dan obat penambah darah yang diberikan oleh bidan. Sebelum hamil berat badan ibu 75 kg, tapi saat ini berat badan ibu turun menjadi 73 kg. Ibu selalu rutin memeriksakan kehamilannya di bidan. Mulai awal kehamilan ibu sudah mengurangi aktivitasnya dan berhenti bekerji, tapi agar tetap sehaat ibu jalan – jalan pagi setiap hari.

Nama : Lina Catur Kristanti
Usia : 35 tahun
Usia Kehamilan: 4 minggu
Alamat : Jl. Pacar Kembang Gg. II, Surabaya
Informasi yang Diperoleh:
Ibu mengatakan kehamilan ini adalah kehamilan yang ke-2. Saat hamil anak pertama kandungan ibu lemah, air ketuban berwarna hijau, dan saat persalinan ibu dirujuk ke rumah sakit untuk caesar. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit. Untuk kehamilan saat ini ibu mudah lelah, mual, pusing, dan kehilangan nafsu makan. Ibu sering makan tidak teratur karena setelah makan ibu merasa mual. Ibu mengatasi mual dengan mengkonsumsi obat dari dokter, setelah itu ibu merasa lebih baik. Dan iu tidak mengkonsumsi suplemen. Berat badan ibu sebelum hamil 80 kg dan saat ini berat badan ibu naik menjadi 82 kg. Ibu tidak mengalami sesak nafas dan tidak melakukan aktifitas yang berlebihan. Ibu melakukan periksa kehamilan setiap 1 bulan sekali, ibu juga rutin berolahraga setiap pagi.

b.      Trimester Kedua
Nama                          : Purwanti
Usia                             : 35 tahun
Usia Kehamilan          : 20 minggu
Alamat : dsn. Urangagung – Sumberejo RT. 12 RW. 03
                       Wonoayu – Sidoarjo
Informasi yang Diperoleh:
           Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ke-3, pada kehamilan yang pertama ketuban ibu pecah dini, sedangkan pada kehamilan yang ke-2 ibu melahirkan saecar karena bayinya sungsang. Pada kehamilan saat ini ibu sering mual muntah pada trimester pertama, tapi ibu selalu mengusahakan makan dengan teratur 3 kali sehari dan mangkonsumsi buah dan sayur-sayuran.ibu mengatasi mualnya dengan makan buah-buahan yang asam, ibu juga mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan. Berat badan ibu sebelum hamil 64 kg tapi saat ini turun menjadi 60 kg. Ibu tidak perna mengalami sesak nafas. Ibu tidak pernah berolah raga dan lebih sering beristirahat

Nama:  Kholifah Dwi Nurrohmah
Usia : 30 tahun
Usia Kehamilan: 16 minggu
Alamat : Mojokerto
Informasi yang Diperoleh:
           Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ke-2. Pada trimester pertama ibu merasakan mual tapi jarang. Saat hamil nafsu makan ibu bertambah dari sebelum hamil tapi setelah melakukan aktivitas  ibu merasa lemas dan sering makan tidak teratur. Ibu menkonsumsi makanan-makanan yang sehat seperti sayur, buah, dan nasi. Ibu mengatasi mual muntahnya dengan minum teh hangat dan mengoleskan minyak kayu putih di perutnya, setelah itu ibu merasa lebih baik. Selama hamil ibu mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan. Berat badan ibu sebelum hamil 49 kg dan saat ini berat badan ibu naik menjadi 53 kg. Ibu tidak pernah mengeluh sesak nafas hanya saja sring menarik nafas dalam, ibu juga tidak pernah berolah raga hanya saja setiap pagi ibu berjalan kaki ke TPQ yang jaraknya lumayan jauh.

c.       Trimester Ketiga
Nama: Iin Rahmawati
Usia : 29 tahun
Usia Kehamilan: 32 minggu
Alamat : jl. Cendrawasih punggul – gedangan - sidoarjo
Informasi yang Diperoleh:
           Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya. Ibu sering merasa mual muntah, lemas dan nafsu makan menurun pada trimester I, tapi saat ini nafsu makan ibu sudah meningkat dan makan teratur 3 kali sehari. Ibu selalu mengkonsumsi makananan 4 sehat 5 sempurna, ibu juga mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan dan sakatonik liver untuk menambah darah. Berat badan ibu sebelum hamil 52 kg dan saat ini 61 kg. Ibu tidak pernah merasakan sesak nafas, hanya sering menarik nafas dalam. Selama hamil ibu tidak melakukan aktivitas yang berlebihan sama saat sebelum hamil bekerja di pabrik dan menjahit setiap hari. Ibu berolahraga dengan berjalan – jalan pagi di sekililing rumah agar badannya tetap sehat.

Nama: Fitriawati
Usia : 32 tahun
Usia Kehamilan: 40 minggu
Alamat : dsn. Urangagung – Sumberejo RT. 14 RW. 03
                       Wonoayu – Sidoarjo
Informasi yang Diperoleh:
           Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ke-2 nya, ibu tidak mengalami hambatan saat kehamilan pertamanya. Pada kehamilannya saat ini Ibu mengalami mual muntah pada trimester I, Ibu jg sering merasakan nyeri ulu hati, ibu merasakan nyeri saat duduk terlalu lama. Nafsu makan ibu dari awal kehamilan sampai saat ini baik-baik saja seperti saat sebelum hamil, ibu juga selalu makan teratur. Makanan yang dikonsumsi ibu sayur, buah, susu. Dalam kehamilan ini tidak ada pantangan apapun untuk makanan. Ibu juga mengkonsumsi vitamin dari bidan yang diminum sehari sekali, juga mengkonsumsi vitamin CDR untuk memperkuat tulang. Berat badan ibu sebelum hamil 54 kg, dan saat ini berat badan ibu menjadi 64,5 kg. Selama hamil ibu tidak pernah sesak nafas hanya sering menarik nafas dalam.  Tidak ada aktifitas etidak pernah olah raga.

Tabel Hasil Anamnesa
No.
Nama
Umur Kehamilan
Kepanasan
Kelelahan / Lemas
Tidak Nafsu Makan
Sesak Nafas (Hyperventilasi)
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1.
Lina catur K
4 minggu
-
-
-
-
2.
Siti Aminah
12 minggu
-
-
-
-
3.
Kholifah Dwi
16 minggu
-
-
-
-
4.
Purwanti
20 minggu
-
-
-
-
5.
Iin R.
32 minggu
-
-
-
-
6.
Fitriawati
40 minggu
-
-
-
-




Kesimpulan:
Dari hasil anamnesa kami bahwa keluhan yang dirasakan oleh ibu selama hamil berbeda-beda. Hasil diagram menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami kelehan sebesar 57%, dan tidak nafsu makan 43%, sedangkan untuk kepanasan dan sesak nafas 0%
*      Laporan Hasil Diskusi Tanya Jawab
Beberapa pertanyaan dari audience:
1.      Bagaimana cara untuk memenuhi nutrisi pada ibu hamil yang memiliki kondisi ekonomi rendah? (Refvy Deta)
2.      Apa dampak bagi bayi apabila saat hamil ibu mengalami obesitas?
3.      Bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada ibu hamil yang berada pada daerah dataran tinggi?
4.      Apakah boleh ibu hamil berpuasa?
5.      Pada ibu hamil yang mengalami sesak nafas / asma, apakah boleh mengkonsumsi obat-obatan?
6.      Dari hasil Discovery Learning anda ada ibu hamil yang berat badannya turun, menurut kelompok anda apa penyebabnya? (silvi)

Jawaban:
1.      Untuk mengkonsumsi makanan yang sehat tidak harus makanan yang mahal, misalnya sayur-sayuran, tempe, sari kedelai, dll tinggal bagaimana caranya kita untuk mengolah menjadi menu yang berfariasi
2.      Riset menunjukkan bahwa wanita yang mengalami kenaikan berat badan terlalu besar saat hamil akan cenderung memerlukan operasi caesar, selain itu, wanita yang mengalami kelebihan berat badan semasa hamil lebih beresiko terkena komplikasi seperti diabetes gestasional dan penyakit darah tinggi pada kehamilan (preeclampsia), berpotensi malehirkan bayi yang terlalu besar yang dapat memicu komplikasi saat lahir bagi ibu dan bayi. Dan anak yang lahir dari ibu dengan kelebihan berat badan akan beresiko menjadi anak yang juga kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.
3.      Ibu hamil cenderung membutuhkan oksigen lebih banyak, sedangkan di daerah dataran tinggi kadar oksigennya rendah, namun orang yang sudah terbiasa tinggal di daerah pegunungan biasanya sudah dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungannya, namun agar kondisi kesehatan ibu tetap baik ibu hamil dianjurkan untuk melakukan latihan pernafasan, olahraga ringan seperti jalan-jalan di sekitar rumah dan melakukan senam hamil
4.      tergantung dari kondisi kesehatan ibu hamil itu sendiri. Selama kondisi kesehatan wanita hamil dan janin yang dikandungnya setelah dilakukan pemeriksaan dinyatakan sehat, maka wanita hamil diperbolehkan untuk berpuasa dengan syarat ibu hamil tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi baik bagi dirinya maupun janin yang dikandungnya. Pemenuhan nutrisi ini harus sama dengan kondisi ketika tidak berpuasa cuman yang berbeda pemenuhan nutrisi ini dipindah waktunya tentunya dilakukan pada saat sahur dan berbuka puasa serta antara waktu berbuka puasa dan sahur.
5.      Boleh, tapi harus konsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar dokter bisa memberikan dosis / obat yang aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil
6.      Menurut kelompok kami penyebabnya adalah dari faktor ekonomi misalnya ibu Siti Aminah, ibu Siti Aminah memiliki kondisi ekonomi yang rendah dan 4 orang anak yang masih kecil-kecil, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan baik

























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
                 Keluhan ibu saat hamil tiap trimesternya berbeda-beda. Nutrisi, berat badan ibu dan IMT selama hamil juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu lingkungan, usia, pendidikan, status kesehatan status ekonomi dan sosial, dan kebiasaan pandangan wanita terhadap makanan. Menurut hasil anamnesa kelompok kami Ibu hamil dengan sosial ekonomi yang rendah berat badannya menurun saat hamil, sedangkan beberapa ibu yang sosial ekonominya baik berat badannya naik.
Pada trimester pertama ibu sering merasakan mual muntah dan nafsu makan ibu juga berkurang. Saat trimester II nafsu makan ibu sudah kembali hingga trimester III nafsu makan ibu bertambah. Pada saat trimester II dan trimester III ibu sering menarik nafas dalam yang disebabkan karena terdesakknya diafragma oleh janin sehingga diafragma melebar ke sanping.

3.2  Saran

                 Bidan sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan ditengah masyarakat diharapkan bidan mengikuti perkembangan yang ada, sehingga bidan dapat memberikan asuhan sesuai dengan perkembangan yang ada dan bidan dapat melakukan asuhan sayang ibu dan tidak membeda-bedakan antara masyarakat yang sosial ekonominya tinggi dan masyarakat yang sosial ekonominya rendah.













DAFTAR PUSTAKA


Hamilton. Persis Mary. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Ed.6. Jakarta : EGC. 1995
Varney, Varney’s Midwivery 4th Ed ( Buku Ajar Kebidanan Ed 4). Jakarta : EGC, 2007
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, Buku Asuhan Antenatal. Jakarta : Depkes RI, 2001
Bobak IM, Lowdermik DL, Jensen MD and Perry SE. Buku Ajar Keperawatan Maternitas   Ed 4. Jakarta : EGC, 2004
Cuningham FG, Leveno KJ, Bloom LS, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD. William Obstetrics 22nd Edition. United States Of America : McGraw-Hill Companies. Inc, 2005
Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998
Morgan, Gery. Obstetri dan ginekologi panduan praktik. Jakarta, 2003















Tidak ada komentar:

Posting Komentar