ASUHAN BALITA
“Gigitan Binatang”
Pembimbing
: Djauharoh, SST,M.Kes
Disusun
oleh :
· Alfiyah
Masrurotin Ni’mah (2012.1373)
· Andika
Candra Ayundari (2012.1375)
· Lolitha
Amalia (2012.1432)
· Nilia
Kumala (2012.1439)
· Putri
Nur Ilviana (2012.1456)
· Refvy
Deta Novianti (2012.1461)
· Tika
Mufadilah (2012.1478)
AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH
MUHAMMADIYAH
SEPANJANG – SIDOARJO
2012- 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Racun
adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang
menghambat respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering dihubungkan dengan
pangan atau bahan kimia. Pada kenyataannya bukan hanya pangan atau bahan kimia
saja yang dapat menyebabkan keracunan. Di sekeliling kita ada racun alam yang
terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan. Salah satunya adalah gigitan ular
berbisa yang sering terjadi di daerah tropis dan subtropis. Mengingat masih
sering terjadi keracunan akibat gigitan ular maka untuk dapat menambah
pengetahuan masyarakat kami menyampaikan informasi mengenai bahaya dan
pertolongan terhadap gigitan ular berbisa. Selain kasus gigitan serangga dan
binatang berbisa.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latarbelakang diatas, masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa
yang dimaksud gigitan binatang pada balita?
2. Apa
saja macam-macam gigitan binatang?
3. Apa
saja penyebab gigitan binatang?
4. Bagaimana
penatalaksanaan gigitan binatang pada balita?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui konsep kegawatdaruratan gigitan binatang
2. Untuk
mengetahui penyebab binatang pada balita
3. Untuk
mengetahui penatalaksanaan gigitan binatang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Gigitan
Serangga
2.1.1
Definisi Gigitan Serangga
Insect
Bites adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkali
menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal.
Reaksi tersebut boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga ada yang berakhir
dalam beberapa jam sampai berhari-hari. Bayi dan anak-anak labih rentan terkena
gigitan serangga dibanding orang dewasa.
Insect
bites adalah gigitan yang diakibatkan karena serangga yang menyengat atau
menggigit seseorang.Beberapa contoh masalah serius yang diakibatkan oleh
gigitan atau serangan gigitan serangga didantaranya adalah:
a. Reaksi
alergi berat (anaphylaxis).
Reaksi ini tergolong
tidak biasa, namun dapat mengancam kahidupan dan membutuhkan pertolongan
darurat. Tanda-tanda atau gejalanya adalah:
·
Terkejut (shock). Dimana ini bisa
terjadi bila sistem peredaran darah tidak mendapatkan masukan darah yang cukup
untuk organ-organ penting (vital)
·
Batuk, desahan, sesak nafas, merasa
sakit di dalam mulut atau kerongkongan/tenggorokan
·
Bengkak di bibir, lidah, telinga,
kelopak mata, telapak tangan, tapak kaki, dan selaput lendir (angioedema)
·
Pusing dan kacau
·
Mual, diare, dan nyeri pada perut
·
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah
dan bengkak
Gejala
tersebut dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.
b. Reaksi
racun oleh gigitan atau serangan tunggal dari serangga.
Serangga atau laba-laba
yang menyebabkan hal tersebut misalnya:
·
Laba-laba janda (widow) yang berwarna
hitam
·
Laba-laba pertapa (recluse) yang
berwarna coklat
·
Laba-laba gembel (hobo)
·
Kalajengking
c. Reaksi
racun dari serangan lebah, tawon, atau semut api.
·
Seekor lebah dengan alat penyengatnya di
belakang lalu mati setelah menyengat. Lebah madu afrika, yang dinamakan
lebah-lebah pembunuh, mereka lebih agresif dari pada lebah madu kebanyakan dan
sering menyerang bersama-sama dengan jumlah yang banyak
·
Tawon, penyengat dan si jaket kuning (yellow
jackets), dapat menyengat berkali-kali. Si jaket kuning dapat menyebabkan
sangat banyak reaksi alergi
·
Serangan semut api kepada seseorang dengan
gigitan dari rahangnya, kemudian memutar kepalanya dan menyengat dari perutnya
dengan alur memutar dan berkali-kali
d. Reaksi
kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan.
e. Infeksi
kulit pada bagian gigitan atau serangan.
f. Penyakit
serum (darah), sebuah reaksi pada pengobatan (antiserum) digunakan untuk
mengobati gigitan atau serangan serangga. Penyakit serum menyebabkan rasa gatal
dengan bintik-bintik merah dan bengkak serta diiringi gejala flu tujuh sampai
empat belas hari setelah penggunaan anti serum.
g. Infeksi
virus. Infeksi nyamuk dapat menyebarkan virus West Nile kepada seseorang,
menyebabkan inflamasi pada otak (encephalitis).
h. Infeksi
parasit. Infeksi nyamuk dapat menyebabkan menyebarnya malaria.
2.1.2
Penyebab Gigitan serangga
Serangga
tidak akan menyerang kecuali kalau mereka digusar atau diganggu. Kebanyakan
gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga untuk
melindungi sarang mereka.
Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.
Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.
Lebah,
tawon, penyengat, si jaket kuning, dan semut api adalah anggota keluarga
Hymenoptera. Gigitan atau sengatan dari mereka dapat menyebabkan reaksi yang
cukup serius pada orang yang alergi terhadap mereka. Kematian yang diakibatkan
oleh serangga 3-4 kali lebih sering dari pada kematian yang diakibatkan oleh
gigitan ular. Lebah, tawon dan semut api berbeda-beda dalam menyengat.
Ketika
lebah menyengat, dia melepaskan seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia mati
ketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat menyengat berkali-kali karena
tawon tidak melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat. Semut api
menyengatkan bisanya dengan menggunakan rahangnya dan memutar tubuhnya. Mereka
dapat menyengat bisa berkali-kali.
2.1.3
Gejala
Gejala dari gigitan
serangga bermacam-macam dan tergantung dari berbagai macam faktor yang
mempengaruhi. Kebanyakan gigitan serangga menyebabakan:
·
Kemerahan
·
Bengkak
·
Nyeri
·
Gatal-gatal di sekitar area yang terkena
gigitan atau sengatan serangga tersebut
Kulit yang terkena
gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan tersebut
terluka. Jika luka tersebut tidak dirawat, maka akan mengakibatkan peradangan
akut.
Reaksi anafilaksis:
·
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah
dan bengkak
·
Desahan
·
Sesak napas
·
Pingsan dan hampir meninggal dalam 30
menit
·
Gigitan serangga juga mengakibatkan
bengkak pada tenggorokan dan kematian karena gangguan udara.
·
Sengatan dari serangga jenis penyengat
besar atau ratusan sengatan lebah jarang sekali ditemukan hingga mengakibatkan
sakit pada otot dan gagal ginjal.
2.1.4
Penatalaksanaan pada gigitan serangga
Jika
seseorang yang telah digigit serangga mengalami gejala seperti di atas maka
carilah pengobatan. Gejala tersebut bisa jadi anafilaksis fatal.
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala yang paling sering ditemui. Paling sering ini diobati di rumah dengan antihistamin.Jika gigitan menyebabkan infeksi (kemerahan dengan atau tanpa nanah, suhu tubuh tinggi, demam, atau kemerahan di tubuh), pergilah ke dokter.Jika tidak diketahui apa yang menggigit, sangat penting untuk menjaga area yang digigit agar tidak terjadi infeksi.
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala yang paling sering ditemui. Paling sering ini diobati di rumah dengan antihistamin.Jika gigitan menyebabkan infeksi (kemerahan dengan atau tanpa nanah, suhu tubuh tinggi, demam, atau kemerahan di tubuh), pergilah ke dokter.Jika tidak diketahui apa yang menggigit, sangat penting untuk menjaga area yang digigit agar tidak terjadi infeksi.
Hubungi dokter jika ada
luka yang terbuka, mungkin itu sengatan racun laba-laba. Seseorang yang
mempunyai riwayat tergigit atau tersengat serangga harus pergi ke rumah sakit
terdekat jika mendapati gejala lain. Sedang orang yang tidak mempunyai riwayat
tergigit serangga juga harus ke bagian gawat darurat jika:
a) Mendesah
b) Sesak
nafas
c) Dada
sesak atau sakit
d) Tenggorokan
sakit atau susah berbicara
e) Pingsan
atau lemah
f) Infeksi
·
Pengobatan gigitan serangga pribadi di
rumah
Pengobatan
tergantung pada jenis reaksi yang terjadi. Jika hanya kemerahan dan nyeri pada
bagian yang digigit, cukup menggunakan es sebagai pengobatan. Bersihkan area
yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk menghilangkan partikel yang
terkontaminasi oleh serangga (seperti nyamuk). Partikel-partikel dapat
mengkontaminasi lebih lanjut jika luka tidak dibersihkan.
Pengobatan
dapat juga menggunakan antihistamin seperti diphenhidramin (Benadryl) dalam
bentuk krim/salep atau pil. Losion Calamine juga bisa membantu mengurangi
gatal-gatal.
2.2
Gigitan
Binatang Berbisa
2.2.1
Definisi Gigitan Binatang berbisa
Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau
serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba,
kalajengking, dll.
Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular.
Ular yang berbisa memiliki ciri- ciri :
Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular.
Ular yang berbisa memiliki ciri- ciri :
a. Bentuk
kepala segiempat panjang
b. Gigi
taring kecil
c. Bekas
gigitan: luka halus berbentuk lengkungan
Sedangkan
ciri-ciri ular tidak berbisa seperti :
a. Bentuk
kepala segitiga
b. Dua
gigi taring besar di rahang atas
c. Bekas
gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring
Bisa ular mengandung
toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Bisa tersebut bersifat:
a. Neurotoksin:
berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise otot-otot
lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang
terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan koma.
b. Haemotoksin:
bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim lainnya atau
menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri
sebagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka
bekas gigitan yang terus berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria,
hemoptisis, hematemesis, gagal ginjal.
c. Myotoksin:
mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan mhaemotoksin.
Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat
kerusakan sel-sel otot.
d. Kardiotoksin:
merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot jantung.
e. Cytotoksin:
dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya
kardiovaskuler.
f. Cytolitik:
zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat
patukan
g. Enzim-enzim:
termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
2.2.2
Penyebab Gigitan Binatang Berbisa
Binatang
berbisa tidak akan menyerang kecuali kalau mereka digusar atau diganggu.
Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga untuk
melindungi sarang mereka.Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan
bisa(racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu
reaksi alergi kepada penderita.
2.2.3
Tanda dan Gejala dari Gigitan Binatang
Berbisa seperti ular
Tanda
umum ular berbisa adalah kepalanya berbentuk segitiga. Tanda lain adalah dari
penampakan langsung misalnya corak kulitnya. Dari bekas gigitan dapat dillihat
dua lubang yang jelas akibat dua gigi taring rahang atas bila ularnya berbisa,
dan deretan bekas gigi-gigi kecil berbentuk U bila ularnya tak berbisa.
Digigit
oleh ular berbisa menghasilkan efek yang bervariasi, dari luka gigitan yang
sederhana sampai sakit yang mengancam nyawa dan kematian. Hasil temuan pada
korban gigitan ular dapat menyesatkan. Seorang korban dapat tidak menunjukkan
gejala inisial, dan kemudian tiba-tiba menjadi sesak nafas dan menjadi syok.
Gejala dan tanda
gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam beberapa kategori mayor :
·
Efek lokal : digigit oleh beberapa ular
viper atau beberapa kobra (Naja spp) menimbulkan rasa sakit dan perlunakan di
daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan dapat berdarah dan melepuh.
Beberapa bisa ular kobra juga dapat mematikan jaringan sekitar sisi gigitan
luka.
·
Perdarahan : Gigitan oleh famili
viperidae atau beberapa elapid Australia dapat menyebabkan perdarahan organ
internal seperti otak atau organ-organ abdomen. Korban dapat berdarah dari luka
gigitan atau berdarah spontan dari mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang
tak terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian.
·
Efek sistem saraf : bisa ular elapid dan
ular laut dapat berefek langsung pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba
dapat beraksi terutama secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan,
berakibat kematian sebelum mendapat perawatan. Awalnya, korban dapat menderita
masalah visual, kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan.
·
Kematian otot : bisa dari Russell’s
viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa elapid Australia dapat secara
langsung menyebabkan kematian otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot
yang mati dapat menyumbat ginjal, yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat
menyebabkan gagal ginjal.
·
Mata : semburan bisa ular kobra dan
ringhal dapat secara tepat mengenai mata korban, menghasilkan sakit dan
kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.
2.2.4
Penatalaksanaan pada Gigitan Binatang Berbisa
Penatalaksanaan
tergantung derajat keparahan envenomasi; dibagi menjadi perawatan di lapangan
dan manajemen di rumah sakit
a. Perawatan
di Lapangan
Seperti
kasus-kasus emergensi lainnya, tujuan utama adalah untuk mempertahankan pasien
sampai mereka tiba di instalasi gawat darurat. Sering penatalaksanaan dengan
autentisitas yang kurang lebih memperburuk daripada memperbaiki keadaan,
termasuk membuat insisi pada luka gigitan, menghisap dengan mulut, pemasangan
turniket, kompres dengan es, atau kejutan listrik. Perawatan di lapangan yang
tepat harus sesuai dengan prinsip dasar emergency life support. Tenangkan
pasien untuk menghindari hysteria selama implementasi ABC (Airway, Breathing,
Circulation).
b. Pertolongan
Pertama
1) Cegah
gigitan sekunder atau adanya korban kedua. Ular dapat terus mengigit dan
menginjeksikan bisa melalui gigitan berturut-turut sampai bisa mereka habis.
2) Buat
korban tetap tenang, yakinkan mereka bahwa gigitan ular dapat ditangani secara
efektif di instalasi gawat darurat. Batasi aktivitas dan imobilisasi area yang
terkena (umumnya satu ekstrimitas), dan tetap posisikan daerah yang tergigit
berada di bawah tinggi jantung untuk mengurangi aliran bisa.
3) Jika
terdapat alat penghisap, (seperti Sawyer Extractor), ikuti petunjuk penggunaan.
Alat penghisap tekanan-negatif dapat memberi beberapa keuntungan jika digunakan
dalam beberapa menit setelah envenomasi. Alat ini telah direkomendasikan oleh
banyak ahli di masa lalu, namun alat ini semakin tidak dipercaya untuk dapat
menghisap bisa secara signifikan, dan mungkin alat penghisap dapat meningkatkan
kerusakan jaringan lokal.
4) Buka
semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat yang dapat menghambat aliran
darah jika daerah gigitan membengkak. Buat bidai longgar untuk mengurangi
pergerakan dari area yang tergigit.
5) Monitor
tanda-tanda vital korban — temperatur, denyut nadi, frekuensi nafas, dan
tekanan darah – jika mungkin. Tetap perhatikan jalan nafas setiap waktu jika
sewaktu-waktu menjadi membutuhkan intubasi.
6) Jika
daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna, ular yang mengigit
kemungkinan berbisa.
7) Segera
dapatkan pertolongan medis. Transportasikan korban secara cepat dan aman ke
fasilitas medis darurat kecuali ular telah pasti diidentifikasi tidak berbahaya
(tidak berbisa). Identifikasi atau upayakan mendeskripsikan jenis ular, tapi
lakukan jika tanpa resiko yang signifikan terhadap adanya gigitan sekunder atau
jatuhnya korban lain. Jika aman, bawa serta ular yang sudah mati. Hati-hati
pada kepalanya saat membawa ular – ular masih dapat mengigit hingga satu jam
setelah mati (dari reflek). [5] Ingat, identifikasi yang salah bisa fatal.
Sebuah gigitan tanpa gejala inisial dapat tetap berbahaya atau bahkan fatal.
8) Jika
berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi gawat darurat
akan lama, pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit. Jika memasang bidai,
ingat untuk memastikan luka tidak cukup bengkak sehingga menyebabkan bidai
menghambat aliran darah. Periksa untuk memastikan jari atau ujung jari tetap
pink dan hangat, yang berarti ekstrimitas tidak menjadi kesemutan, dan tidak
memperburuk rasa sakit.
9) Jika
dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan tidak terdapat efek mayor
dari luka lokal, dapat dipasang pembalut dengan teknik imobilisasi dengan
tekanan. Teknik ini terutama digunakan untuk gigitan oleh elapid Australia atau
ular laut. Balutkan perban pada luka gigitan dan terus sampai ke bagian atas
ekstremitas dengan tekanan seperti akan membalut pergelangan kaki yang
terpeleset. Kemudian imobilisasi ekstremitas dengan bidai, dengan tetap
memperhatikan mencegah terhambatnya aliran darah. Teknik ini membantu mencegah
efek sistemik yang mengancam nyawa dari bisa, tapi juga bisa memperburuk
kerusakan lokal pada sisi gigitan jika gejala yang signifikan terdapat di sana.
c. Manajemen
di Rumah Sakit
Perawatan definitif meliputi
pengecekan kembali ABC dan mengevaluasi pasien atas tanda-tanda syok (seperti
takipneu, takikardi, kulit kering dan pucat, perubahan status mental,
hipotensi). Rawat dahulu keadaan yang mengancam nyawa. Korban dengan kesulitan
bernafas mungkin membutuhkan endotracheal tube dan sebuah mesin ventilator
untuk menolong korban bernafas. Korban dengan syok membutuhkan cairan intravena
dan mungkin obat-obatan lain untuk mempertahankan aliran darah ke organ-organ
vital.
Semburan bisa ular sendok,
apabila mengenai mata, dapat mengakibatkan iritasi menengah dan menimbulkan
rasa pedih yang hebat. Mencucinya bersih-bersih dengan air yang mengalir sesegera
mungkin dapat membilas dan menghanyutkan bisa itu, mengurangi iritasi dan
mencegah kerusakan yang lebih lanjut pada mata.
Penderajatan envenomasi
membedakan kebutuhan akan antivenin pada korban gigitan ular-ular viper.
Derajat dibagi dalam ringan, sedang, atau berat.
a) Envenomasi
ringan ditandai dengan rasa sakit lokal, edema, tidak ada tanda-tanda
toksisitas sistemik, dan hasil laboratorium yang normal.
b) Envenomasi
sedang ditandai dengan rasa sakit lokal yang hebat; edema lebih dari 12 inci di
sekitar luka; dan toksisitas sistemik termasuk nausea, vomitus dan penyimpangan
pada hasil laboratorium (misalnya penurunan jumlah hematokrit atau trombosit).
c) Envenomasi
berat ditandai dengan ptekie, ekimosis, sputum bercampur darah, hipotensi,
hipoperfusi, disfungsi renal, perubahan pada protrombin time dan tromboplastin
time parsial teraktivasi, dan hasil-hasil abnormal dari tes-tes lain yang menunjukkan
koagulopati konsumtif.Penderajatan envenomasi merupakan proses yang dinamis.
Dalam beberapa jam, sindrom ringan awal dapat berkembang menjadi sedang bahkan
reaksi yang berat.
Beri antivenin pada
korban gigitan ular koral sebagai standar perawatan jika korban datang dalam 12
jam setelah gigitan, tanpa melihat adanya tanda-tanda lokal atau sistemik.
Neurotoksisitas dapat muncul tanpa tanda-tanda sebelumnya dan berkembang
menjadi gagal nafas.
Bersihkan luka dan cari
pecahan taring ular atau kotoran lain. Suntikan tetanus diperlukan jika korban
belum pernah mendapatkannya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Beberapa luka
memerlukan antibiotik untuk mencegah infeksi.
2.3
Gigitan
Binatang yang bisa menyebabkan rabies
2.3.1
Definisi
Rabies
adalah penyakit menular yang dapat menyerang saraf manusia, termasuk otak.
Penyebab masuknya virus ini ke dalam tubuh adalah gigitan hewan yang terinfeksi
virus rabies. 99% kasus ini ditularkan melalui anjing, sisanya melalui monyet,
kucing, dan kelelawar.
2.3.2
Tanda dan Gejala
Gejala awal rabies adalah demam, sakit kepala,
lemas, tidak nafsu makan, mual serta timbul rasa nyeri dan kesemutan pada bekas
gigitan. Selanjutnya dapat terlihat gejala khas rabies lainnya yaitu
hydrophobia (rasa takut terhadap air), sensitif terhadap cahaya, suara, mapun
angin, sering mengalami kejang, keluar air liur berlebihan, dan diakhiri dengan
kelumpuhan. Biasanya mereka yang sudah terinfeksi virus rabies akan meninggal
setelah 4 – 6 hari setelah gejala awal timbul. Infeksi rabies yang menyerang
anak lebih berat dibandingkan orang dewasa
Mungkin terasa aneh bahwa gigitan anjing yang hanya
menimbulkan luka kecil ternyata dapat menyebabkan kematian. Namun, kejadian ini
bisa menimpa siapa saja.
2.3.3
Penatalaksanaan rabies
Tindakan
pertama
1. Cuci segera
bagian yang terluka dengan air mengalir kemudian dengan air yang diberi tetesan
cairan antiseptik.
2. Tekan-tekan
mengunakan handuk bersih untuk menghentikan perdarahan.
3. Bagian yang
terluka posisikan lebih tinggi untuk mengurangi bengkak.
4. Obati luka
dengan obat merah atau obat antiseptik.
5. Tempelkan
plester antiseptik agar tidak terinfeksi kuman.
Waspadai perubahan perilaku anjing seperti suka di tempat gelap, nampak ketakutan atau anjing sakit dan mati dalam waktu kurang lebih 2 minggu. Balita perlu obat anti rabies.
Waspadai perubahan perilaku anjing seperti suka di tempat gelap, nampak ketakutan atau anjing sakit dan mati dalam waktu kurang lebih 2 minggu. Balita perlu obat anti rabies.
Waspada bila
1. Perdarahan
tidak berhenti setelah 15 menit.
2. Luka
terinfeksi dengan tanda-tanda: luka berubah jadi merah, bengkak, panas,
bernanah, dan mulai tercium bau tak sedap. Luka juga semakin terasa perih.
2.4
Tips
Menghindari Gigitan Binatang pada Balita
1. Sebisa
mungkin jangan tinggalkan sikecil dengan hewan peliharaan tanpa pengawasan
meski hewan peliharaan sudah dinilai jinak.
2. Ajari
si kecil untuk tidak mendekati kucing atau anjing dari luar. Hewan tersebut
dapat menjadi lebih agresif jika merasa terganggu. Ajari pula si kecil untuk
tidak mendekati atau menyentuh hewan peliharaan yang sedang makan
3. Saat
diluar, ajari mereka tidak memberikan makan hewan liar termasuk kucing dan
anjing yang tak bertuan, kecuali dapat memastikan keamanannya. Jika sedang
berada di alam terbuka termasuk di kebun binatang, selalu awasi si kecil supaya
terjaga keamanannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gigitan
binatang pada balita ada beberapa macam, yaitu gigitan serangga, gigitan
binatang berbisa, gigitan binatang yang bisa menyebabkan rabies. Gigitan
serangga ialah gigitan serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa
sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Gigitan binatang berbisa adalah gigitan
atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular,
laba-laba, kalajengking, dll. Gigitan binatang yang bisa menyebabkan rabies
adalah seperti anjing. Definisi dari rabies sendiri adalah penyakit menular
yang dapat menyerang saraf manusia, termasuk otak.
3.2 Saran
Sebagai
orang tua (pendamping) balita Sebisa mungkin jangan tinggalkan sikecil dengan
hewan peliharaan tanpa pengawasan meski hewan peliharaan sudah dinilai jinak.
Jika terjadi gigitan binatang pada balita segera lakukan penanganan pertama
untuk mencegah menyebarnya racun.
DAFTAR
PUSTAKA
Djoni Djunaedi. Penatalaksanaan
Gigitan Ular Berbisa. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK,
Setiati S, editor. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Edisi ke-5. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam,2009.h.280-3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar