KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena karunianya, kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan tema “Komunikasi
Interpersonal atau Konseling”. Dengan
judul makalah “Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses
KIP/K”. Makalah ini berisi tentang penjelasan memahami
diri, pengetahuan, keterampilan sikap yang dimiliki konselor, dan pengaruh
pemahaman diri terhadap KIP. Makalah ini kita susun dengan mengumpulkan materi
berdasarkan sumber internet dengan buku-buku yang sebagai penunjang utama.
Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan
latar belakang dan tujuan pembuatan makalah.
Pembahasan yang menjelaskan penjabaran dari 3 subbab yang kami bahas
dalam makalah ini. Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan
secara singkat isi dari makalah kami. Makalah ini juga kami
lengkapi dengan daftar pustaka
yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.
Kami menyadari bahwa makalah
ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata semoga keberadaan
makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak baik yang
menyusun maupun yang membaca.
Sidoarjo,
Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
....................................................................................................
1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
..........................................................................................................
3
1.1 Latar Belakang
..........................................................................................................
3
1.2 Permasalahan
............................................................................................................
3
1.3 Tujuan
.......................................................................................................................
3
BAB II
PEMBAHASAN
.............................................................................................................
4
DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................................................
7
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang
dilakukan dari orang ke orang, bersifat dua arah, bersifat 2 arah baik secara
verbal dan nonverbal, dengan saling berbagai informasi dan perasaan antara
individu dengan individu atau antara individu dalam kelompok kecil. Sedangkan,
konseling sendiri adalah suatu proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduann komunikasi interpersoinal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini. Masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan
jalan keluar atau upaya mengatasi masaslah tersebut.
1.2
Permasalahan
·
Kurangnya kejelasan tentang memahami
diri terhadap proses KIP/K.
·
Kurang pemahaman dalam pengetahuan,
ketrampilan sikap, yang harus dimiliki seorang konsulat yaitu bidan.
·
Kurangnya pengetahuan tentang pengaruh
pemahaman diri terhadap proses KIP/K.
1.3
Tujuan
·
Menjelaskan tentang konsep memahami diri
sendiri dalam proses KIP/K.
·
Menerangkan pengetahuan tentang pengaruh
pemahaman diri terhadap proses KIP/K.
·
Menjelaskan pemahaman dalam pengetahuan,
ketrampilan sikap, yang harus dimiliki seorang konsulat yaitu bidan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses KIP/K
2.1.1 Memahami
diri sendiri
Memahami diri bertujuan untuk
mengetahui dan mengenal siapakah diri kita, apakah persepsi orang lain terhadap
diri kita sama atau tidak. Misal mungkin anda merasa ramah, namun menurut orang
lain anda judes dan lain- lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang
siapa aku, aku kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku dsb. Kita
perlu memahami diri kita agar apa yang menjadi diri kita agar apa yang menjadi
potensi dari dalam diri kita pertahankan atau bahkan kita tingkatkan dan apa
yang menjadi kelemahan dan kekurangan kita bisa kita rubah atau kita tutupi,
agar menjadi lebih baik, sehingga hal ini akan mengantar kita kearah
kesuksesan.
2.1.2 Pengetahuan,
keterampilan, sikap yang dimiliki konselor
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
tiga aspek yaitu aspek kogniktif, aspek psikomotor dan aspek afektif (
perasaan, sifat, sikap ).
Pengetahuan yang harus dimiliki Bidan tidak hanya
pengetahuan kebidanan saja tapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain
pengetahuan tentang psikologis, kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan,
keluarga berencana, kesehatan neonatus, bayi dan balita, ilmu sosial budaya,
pengetahuan tentang hubungan antar manusia, komunikasi interpersonal,
pengetahuan tentang konseling dan sebagainya.
Keterampilan yang perlu dimiliki
Bidan tentunya semua keterampilan yang sesuai dengan kompetensi Bidan yaitu ada
sembilan kompetensi Bidan. Dalam komunikasi dan konseling keterampilan yang
harus dapat dikuasai Bidan adalah keterampilan dalam melakukan komunikasi
antara lain : terampil dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien,
terampil dalam melakukan komunikasi interpersonal, terampil dalam menggunakan
alat bantu visual untuk pemberian informasi, terampil dalam mengatasi masalah
genting yang dihadapi klien, terampil membantu klien mengambil keptusan dan
sebagainya.
Adapun sikap yang sebaiknya dimiliki bidan adalah mempunyai motivasi yang
tinggi untuk membantu orang lain, bersikap ramah, sopan santun, menerima klien
apa adanya, empati terhadap klien membantu dengan ikhlas, terbuka terhadap
pendapat orang lain.
Menurut Carl Rogers
agar konseling efektif ada 3 kualitas diri ( sikap ) yang sebaiknya dimiliki
oleh konselor yaitu :
a. Empati
: memandang dengan kerangkah pikir klien, berusaha memahami dan berpikir
bersama klien.
b. Otentik
: konselor tahu perasaannya sendiri, memahami diri sendiri, yang dialami dan
dirasakan selaras, tidak berpura – pura.
c. Unconditional
Positif Regart atau Acceptance : menerima klien apaa adanya, tanpa syarat,
menghargai dan menghormati.
Perilaku
bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor dipengaruhi
oleh 3 hal, yaitu :
Pengetahuan (Kognitif),
meliputi pengetahuan tentang : Kesehatan, Ilmu kebidanan dan kandungan; Masalah
yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca; Persalinan dan upaya
pencegahan serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat isitiadat, norma
tertentu; Hubungan antar manusia; dan Psikologi
Ketrampilan (Psikomotorik),
meliputi keterampilan dalam : Membantu proses persalinan dan berbagai masalah
kesehatan; Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien; Menggunakan alat
bantu visual untuk membantu pemberian informasi kepada klien; Mengatasi situasi
genting yang dihadapi klien; dan Membuat keputusan
Sikap
(Afektif), antara lain : Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain;
Bersikap ramah, sopan , dan santun; Menerima klien apa adanya; Berempati
terhadap klien; Membantu dengan tulus; Terbuka terhadap pendapat orang lain
2.1.3 Pengaruh
pemahaman diri terhadap KIP/K
Pentingnya pemahaman diri adalah
karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan
perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang
berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai
karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan,
kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana
dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak
diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak
tahu bisa mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia
mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang
dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga
pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan
harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.
Bayangkan
apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya, dan
tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila
dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang
dialaminya, maka bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga
pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan
tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk
meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat
semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami
apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan
baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien apa adanya.
DAFTAR PUSTAKA
Tyas
Siti dan Tim. 2008. Dalam Pelayanan
Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya
Yulifah
Rita. 2009. Komunikasi dan Konseling
dalam Kebidanan.Jakarta:Selemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar