KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar,
penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat .saya harap dengan membaca makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua.
Saya
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Senin,
12 November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar
Belakang.....................................................................................................................3
1.2 Tujuan
Penulisan..................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Definisi
dan Teori Kepemimpinan......................................................................................5
2.2 Pemimpin
yang melayani Bawahan.....................................................................................6
2.3
Tugas-tugas Kepemimpinan................................................................................................9
2.4
Meningkatkan pengaruh Kepemimpinan kepada
bawahannya........................................10
2.5
Tipe-tipe kepemimpin........................................................................................................11
2.6
Penerapan Ilmu Kepemimpinan bagi Bidan.....................................................................14
BAB III
KESIMPULAN........................................................................................................................16
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kepemimpinan dalam kebidanan sangatlah penting, namun
untuk menjadi pemimpin yang sesuai dengan profesi kebidanan nya tidaklah mudah, tentunya ada
beberapa hambatan-hambatan yang harus di atasi dalam rangka memperbaiki kinerja
bidan tersebut, dalam hal ini bidan harus bisa berkomitmen agar dapat
mengutamakan wanita-wanita yang berpusat tentang perawatan.
Bidan telah
memfasilitasi suatu budaya kerja yang mendukung dan proaktif di mana setiap
individu didorong untuk secara teratur menilai dan memperbarui pengetahuan
mereka untuk kepentingan praktik mereka sendiri dan untuk melindungi
keselamatan perempuan dan bayi dalam perawatan mereka.
Selanjutnya,
bidan melaksanakan kegiatan kepemimpinan dalam praktek sehari-hari mereka,
meskipun mereka mungkin tidak menyadari hal itu. Ini termasuk memprioritaskan
kebutuhan perawatan, bidan memiliki kemampuan untuk menjadi agen perubahan dan
mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka. Tergantung bagaimana bidan itu bisa
menerapkan konsep-konsep kepemimpinan nya. Semua bidan juga dapat meningkatkan
keterampilan nya melalui beberapa pelatihan, keterbatasan individu lah yang
menentukan hal ini bisa efektif atau tidak. Dan untuk mengembangkan ini harus
di dorong oleh kemauan dan kesempatan untuk melakukannya.
Bidan dapat
mengatasi hambatan dan memastikan profesi mereka dilengkapi dengan para
pemimpin yang efektif, memerlukan upaya kolaborasi (Tucker, 2003). Namun, para
pemimpin yang ada harus mengakui bahwa dalam profesi yang didominasi perempuan,
karir pilihan dan peluang pembangunan harus memfasilitasi kualitas bawaan
biologis perempuan, dan bahwa prioritas bidan individu akan berbeda (Pashley,
1998). Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi para bidan, untuk
dapat manjadi pemimpin profesional yaitu melalui pembangunan mereka sendiri
sebagai pemimpin, dan sesama orang-orang praktisi yang berkontribusi dengan
mendukung, mentoring dan mendorong rekan-rekan mereka. Bidan juga harus dapat
berperan sebagai advokator untuk dapat mempengaruhi masyarakat agar terjadinya
perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju & semakin baik
terutama dalam bidang kesehatan.
1.2
Tujuan Penulisan
a.
Mahasiswa dapat memahami arti kepemimpinan dalam profesi kebidanan
b.
Mahasiswa dapat mengetahui tugas-tugas seorang pemimpin
c. Dapat
mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan seorang pemimpin untuk
meningkatkan pengaruh kepada
bawahannya
d.
Untuk mengetahui model-model kepemimpinan
yang banyak diterapkan oleh pemimpin
e.
Mengetahui penerapan ilmu nkepemimpinan bagi bidan yang sukses
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Teori Kepemimpinan
A.Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan
seorang pemimpin untuk dapat mempengaruhi bawahan nya, agar mau bekerjasama
dengan pemimpinan nya, untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian kepemimpinan yaitu
hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap
orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ).
Kepemimpinan akan muncul apabila ada
seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk
mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu
sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Menurut Young (dalam
Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan
yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus.
B.Teori Kepemimpinan
a.Teori orang besar atau teori bakat
Teori orang besar ( the great men
theory ) atau teori bakat ( Trait theory ) ini adalah teori klasik dari
kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya
bakat - bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin
diperolehnya sejak lahir.
b.Teori
situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat
ialah teori situasi ( situasional theory ). Teori ini muncul sebagai hasil
pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata dapat
pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa
orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang
menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai
pemimpin.
c.Teori
Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak
dianut, dan karena itu masalah
kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari -
hari sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi
pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang
seperti ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang
dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik
memang ada bakat - bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang
diperoleh dari alam.
2.2 Pemimpin yang melayani Bawahan
Pemimpin
yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar, mau mendengar setiap
kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang di pimpin. Pemimpin yang
melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan kepentingan
pribadinya, serta lebih mengutamakan bawahannya.
Karakteristik
Pemimpin yang Melayani
Menurut
Larry C. Spears (1995), mengacu pada pemikiran Greenleaf, terdapat karakteristik
seorang pemimpin maupun calon pemimpin yang ditunjukkan dari sikap dan perilaku
pemimpin tersebut , yang dipaparkan pada list berikut :
1. Kesediaan
untuk menyimak (listening)
Biasanya,
seorang pemimpin dinilai berdasarkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan
mengambil keputusan. Kemampuan ini juga penting bagi pemimpin yang melayani,
pemimpin ini perlu dikuatkan dengan komitmen yang kuat untuk mendengarkan orang
lain dengan sungguh-sungguh. Pemimpin yang melayani mencoba untuk mengidentifikasikan
keinginan dari sebuah kelompok dan membantu mengklarifikasikan keinginan
tersebut, dengan cara menyimak.
2. Kuat
dalam empati (empathy)
Pemimpin
yang melayani berusaha untuk mengerti dan berempati dengan orang lain. Manusia
perlu untuk merasa diterima dan diakui atas semangat mereka yang khusus dan unik.
3. Melakukan pemulihan-pemulihan (healing)
3. Melakukan pemulihan-pemulihan (healing)
Salah satu
kekuatan terbesar seorang pemimpin yang melayani adalah kemampuannya untuk
melakukan pemulihan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
4. Penyadaran/peningkatan
kesadaran (awareness)
Kesadaran
umum, dan terutama kesadaran diri, memperkuat pemimpin yang melayani. Kesadaran
juga membantu seseorang dalam memahami persoalan yang berhubungan dengan etika
dan nilai.
5. Memiliki
sifat persuasif (persuasion)
Karakteristik
lain dari pemimpin yang melayani adalah mengandalkan persuasi dalam pengambilan
keputusan, bukan posisi sebagai otoritas. Pemimpin yang melayani mencoba untuk
meyakinkan orang lain, bukan memaksa orang lain untuk patuh.
6. Mampu membuat
konsep (conceptualization)
Pemimpin
yang melayani mengembangkan kemampuannya untuk “memimpikan hal-hal besar.”
Kemampuan untuk melihat permasalahan (atau sebuah organisasi) dari perspektif
konseptualisasi berarti bahwa seseorang harus berpikir melebihi realitas
sehari-hari. Pemimpin yang melayani menyeimbangkan antara pemikiran konseptual
dengan pendekatan dengan fokus harian.
7. Mampu
membuat perkiraan yang tepat (foresight)
Foresight
adalah sebuah karakteristik yang memungkinkan pemimpin yang melayani untuk
memahami pelajaran dari masa lalu, realitas saat ini dan kemungkinan
konsekuensi dari sebuah keputusan untuk masa depan. Hal ini juga berakar di
dalam pikiran intuitif.
8. Penata layanannya baik (stewardship)
8. Penata layanannya baik (stewardship)
Peter Block
(dalam Spears 2004) telah mendefinisikan stewardship sebagai “memegang sesuatu
yang dipercayakan kepadanya oleh orang lain”. Pemimpin yang melayani, seperti
stewardship, mengasumsikan komitmen utama untuk melayani kebutuhan orang lain.
Hal ini juga menekankan pada penggunaan keterbukaan dan persuasi dibandingkan
dengan pengendalian.
9. Memiliki komitmen untuk menghasilkan proses pembelajaran (commitment to the growth of people)
9. Memiliki komitmen untuk menghasilkan proses pembelajaran (commitment to the growth of people)
Pemimpin
yang melayani percaya bahwa orang lain mempunyai nilai intrinsik melebihi
kontribusi nyata mereka sebagai karyawan atau pekerja. Sebagai hasilnya,
pemimpin yang melayani berkomitmen secara mendalam pada pengembangan dari
masing-masing dan setiap individu dalam institusi. Pemimpin yang melayani
menyadari tanggung jawab yang luar biasa untuk melakukan semua hal yang
memungkinkan untuk membantu pembelajaran sumber daya manusia.
10. Serius
dalam upaya pembentukan dan pengembangan komunitas (building community)
Pemimpin yang melayani merasakan bahwa banyak hal yang telah hilang dalam sejarah manusia belakangan ini sebagai hasil dari pergeseran dari komunitas lokal menjadi institusi besar sebagai pembentuk utama dalam hidup manusia. Hal ini menyebabkan pemimpin yang melayani untuk mencoba mengidentifikasikan beberapa sarana untuk membangun komunitas di antara mereka yang bekerja di institusi tersebut.
Pemimpin yang melayani merasakan bahwa banyak hal yang telah hilang dalam sejarah manusia belakangan ini sebagai hasil dari pergeseran dari komunitas lokal menjadi institusi besar sebagai pembentuk utama dalam hidup manusia. Hal ini menyebabkan pemimpin yang melayani untuk mencoba mengidentifikasikan beberapa sarana untuk membangun komunitas di antara mereka yang bekerja di institusi tersebut.
Hal yang
perlu dicatat di sini adalah dalam pekerjaannya sehari-hari, seorang pemimpin
yang melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang menjadi
terinspirasi, terdorong, belajar, dan mengambil alih keteladanannya.
Pendekatannya bukanlah pendekatan kekuasaan, akan tetapi pendekatan hubungan
atau relasional.
Selain itu
Spears juga mengungkapkan indikator tentang pemimpin yang melayani ,
indikator ini juga merupakan penambahan dari hasil studi pasca Spears.
Indikator tersebut antara lain:
1) Pemimpin
yang melayani menyadari dan menghayati bahwa ia melayani suatu hal yang lebih
besar dari dirinya atau organisasinya.
2) Pemimpin
yang melayani memberikan teladan untuk prilaku dan sikap yang ia ingin hadir
dan menjadi bagian utama dari hidup pengikutnya. Jadi ia tidak memaksakan orang
untuk mengambil alih suatu perilaku atau memaksa dengan berbagai hal-hal yang
ia inginkan.
3) Pemimpin yang melayani memiliki pribadi yang otentik yaitu kerendahan hati, dapat diminta pertanggung jawaban, integritas antara nilai, gambar diri dan ambisinya, serta ia tampil sebagai manusia biasa dengan kelemahannya.
3) Pemimpin yang melayani memiliki pribadi yang otentik yaitu kerendahan hati, dapat diminta pertanggung jawaban, integritas antara nilai, gambar diri dan ambisinya, serta ia tampil sebagai manusia biasa dengan kelemahannya.
4) Pemimpin
yang melayani juga mempersoalkan masalah moral dan berani mengambil resiko
dalam menegakkan prinsip etika tertentu.
5) Pemimpin
yang melayani memiliki visi dan mampu memberdayakan orang.
6) Pemimpin yang melayani mampu memberikan
kepercayaan dan pemahaman atas keadaan pengikutnya
7) Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka pikir waktu yang panjang. Ia tidak mengharapkan hasil spektakuler terlalu cepat karena ia menyadari bahwa untuk menggerakkan dan mentransformasi orang diperlukan waktu yang panjang dan proses yang berkesinambungan.
8) Pemimpin yang melayani melakukan komunikasi yang proaktif dan bersifat dua arah.
7) Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka pikir waktu yang panjang. Ia tidak mengharapkan hasil spektakuler terlalu cepat karena ia menyadari bahwa untuk menggerakkan dan mentransformasi orang diperlukan waktu yang panjang dan proses yang berkesinambungan.
8) Pemimpin yang melayani melakukan komunikasi yang proaktif dan bersifat dua arah.
9) Pemimpin
yang melayani juga dapat hidup di tengah perbedaan pendapat, bahkan ia merasa
tidak nyaman bila pendapat, paradigma dan gaya kerja sejenis.
10) Pemimpin
yang melayani memberikan kepercayaan dan wewenang kepada pengikutnya. Ia
memiliki gambaran positif, optimis tentang mereka. Ia memberdayakan mereka
melalui sharing pengetahuan, skill dan perspektif.
11) Pemimpin
yang melayani menggunakan persuasi dan logika untuk mempengaruhi orang, selain
dengan peneladanan.
12) Pemimpin
yang melayani tidak berupaya menjadi pahlawan, namun menciptakan dan melahirkan
pahlawan-pahlawan.
13) Pemimpin
yang melayani mengerjakan banyak hal dan menghindar dari berbagai hal yang
orang lain dapat lakukan. Hal yang terpenting bahwa pemimpin yang melayani
tidak berarti akan menghindar dari masalah atau konflik. Ia juga menjadi sosok
yang tidak dikendalikan oleh berbagai kelompok yang kuat. Dalam pekerjaan
sehari-hari seorang pemimpin yang melayani mendahulukan orang lain. Ia juga
membuat orang jadi terinspirasi, terdorong, belajar dan mengambil alih
keteladanannya. Pendekatannya bukanlah dengan kekuasaan melainkan pendekatan
hubungan atau relasional.
2.3 Tugas-tugas Kepemimpinan
Pelayanan kebidanan merupakan salah
satu kegiatan dalam pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan, hidup sehat dan mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi bangsa yang cerdas. Pelayanan
yang demikian karena pelayanan kebidanan ditujukan kepada perempuan sejak masa
sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan member hasil yang
berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupun provider dan pelayanan yang
bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan seorang pemimpin
yang dapat meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan yang diberikan oleh
organisasinya dan pelayanan yang diberikan harus berorientasi pada mutu.
Tugas pokok
kepemimpinan :
1.
Menyatu padukan orang yang berbeda motivasinya dengan motivasi yang sama.
2.
Mengusahakan satu kelompok dinamis secara sadar.
3.
Menciptakan lingkungan kerja baik dan penuh integritas
4.
Memberi inspirasi dan mendorong anggotanya untuk bekerja seefektif mungkin.
5.
Menumbuhkan kesadaran lingkungan yang senantiasa mengalami perubahan (dinamis).
6. Sebagai
pengambil keputusan
7. Sebagai
pemikul tanggung jawab
8.
Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual
9.Bekerja
dengan atau melalui orang lain
10. Sebagai
mediator, politikus, dan diplomat.
11.Peranan
pemimpin terhadap kelompok:
2.4
Meningkatkan pengaruh Kepemimpinan kepada bawahannya
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana
pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang
lain tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin
tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan/pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkannya.
Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja
yang didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus
lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Cara-cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan
cara-cara kerja hari esok harus lebih baik dari cara-cara kerja hari ini.
Untuk meningkatkan Produktivitas kerja, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang paling sesuai diterapkan seorang pemimpin/pimpinan saat ini, mengingat bahwa penerapan gaya ini disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan/pengikut. Hal ini didasari asumsi bahwa setiap bawahan/orang lain akan memiliki tingkat kematangan yang berbeda satu sama lain.
Cara pemimpin mempengaruhi bawahan dapat
bermacam-macam antara lain memberikan gambaran masa depan yang lebih baik,
memberikan perintah memberikan imbalan, melimpahkan wewenang, mempercayai
bawahan, memberiakn penghargaan, memberi kedudukan, memberikan tugas,
memberikan tanggung jawab, memberikan kesempatan mewakili, mengajak, meminta
saran / pendapat / pertimbangan, memberi kesempatan berperan, memberikan
motivasi, membela, mendidik, membimbing, mempelopori, memberikan petunjuk,
menegakkan disiplin, memberikan teladan, memberikan arah, memberikan keyakinan,
mendorong kemajuan, menciptakan perubahan, memberikan ancaman, memberikkan
hukuman, dan lain-lain.
2.5
Tipe-tipe kepemimpina
1. Adaptif
Dalam keadaan normal, mungkin saja tidak akan ada
jawaban yang mudah, tapi setidaknya akan ada sebuah jawaban. Di saat krisis dan
terjadi perubahan di mana-mana, seorang pemimpin harus dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan tersebut dalam menjalankan bisnisnya. Seorang pemimpin yang
adaptif dapat menyesuaikan diri dan perusahaan dengan keadaan yang dinamis,
menyesuaikan nilai mereka dengan perubahan ya g terjadi, dan membantu bawahan
mereka untuk dapat ikut menyesuaikan diri dan mengenali perubahan yang terjadi
tanpa mengurangi kepercayaan bawahan tersebut kepada mereka. Contoh pemimpin
adaptif yang dapat Anda lihat adalah Sam Palmisano dari IBM, dan Ford’s Alan
Mulally.
2. Kecerdasan emosional
Seorang psikolog Daniel Goleman mengkorelasikan
kepemimpinan yang sukses dengan kesadaran akan perasaan diri sendiri dan
perasaan orang lain. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional sangat bisa
mengatur diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain, dan mereka
juga seringkali merupakan orang yang sangat hebat dalam mempengaruhi (dalam
arti yang baik). Semua orang dapat berlatih dan belajar untuk bisa cerdas
secara emosional.
3. Karismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik dapat mempengaruhi
orang lain untuk melewati kepemimpinan bersama dirinya. Sembilan puluh tahun
yang lalu, sosiologis Max Weber menggambarkan otoritas kharismatik berasal dari
karakter yang luar biasa, pejuang, dan kesucian. Dewasa ini, kharismatik lebih
berhubungan dengan personality seseorang dan tampaknya susah untuk diajarkan.
Seorang pemimpin yang kharismatik dapat menjadi motifator yang hebat dan
seringkali membawa kesuksesan yang luar biasa bagi perusahaannya. Contoh
pemimpin yang kharismatik adalah Theodore Roosevelt.
4. Authentic
Authenticity, seperti halnya passion, adalah sebuah
kata yang sering digunakan. Tapi kata ini tetap masih terdengar fresh ketika
mantan CEO dari Medtronic, Bill George menggunakan kata ini untuk menggambarkan
pemimpin dengan integritas dan karakter. Itu di tahun 2003, dua tahun setelah
runtuhnya Enron dan delapan tahun sebelum Medtronic, dibawah CEO yang lain,
membayar lebih dari dua puluh tiga juta dollar untuk mengatur klaim untuk
membayar kesalahan mereka. Hal ini menunjukan, seorang pemimipin yang memiliki
keaslian, seperti James Goodnight dari perusahaan software raksasa SAS
merupakan seorang bintang dari keteguhan dan disiplin.
5. “Level 5 leader”
Seperti yang digambarkan seorang pebisnis hebat Jim
Collins, pemimpin level 5 mengejar tujuan dengan kegigihan seperti seekor singa
dan kerendahan hati seperti seekor domba. Orang seperti ini sangat sulit
dicari. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang murah hati, bertanggung
jawab, dan meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi.
Meskipun banyak entrepreneur yang dikatakan merupakan pemimpin level 5, yang perlu
dilihat apakah mereka bisa menekan ego mereka sendiri dalam menjalankan
perusahaan atau tidak.
6. Mindful leader
Terlalu banyak pemimpin yang menjalani kepemimpinan
mereka berdasarkan pada asumsi lama dan aturan-aturan yang tidak praktis. Jika
pemimpin tersebut memberikan perhatian pada lingkungan mereka, memperhatikan,
menganalisa dan yang paling penting, mendengarkan orang lain, maka mereka akan
menanyakan pertanyaan yang lebih pintar, dapat mendeteksi perubahan yang
terjadi, dan dapat menjadi pelajar yang lebih baik. Kesadararan ini akan lebih
mudah dilakukan oleh para pemimpin muda, yang belum tercemar oleh
pemikiran-pemikiran lama dan kebiasaan-kebiasaan lama. Tapi perusahaan raksasa
juga seringkali melahirkan pemimpin-pemimpin yang mindful.
7. Narsisme
Diluar para pemimpin yang hebat, terdapat juga
beberapa pemimpin yang tidak patut dicontoh. Beberapa diantaranya adalah
pemimpin yang terlalu mencintai dirinya sendiri, atau yang biasa kita kenal
dengan nama pemimpin yang narsis. Pemimpin yang narsis tidak mendengarkan orang
lain, tidak ingin belajar, tidak ingin mengajar, dan tidak suka jika ada
pendapat yang berbeda dari pendapat mereka. Tapi tidak semua pemimpin yang
narsis itu buruk. Psikoanalisis Michael Maccoby menggambarkan satu tipe narsis yang
tidak terlalu buruk. Contoh pemimpin seperti ini adalah Bill Gates dan Andy
Grove. Mereka adalah pemimpin yang visionaris, dan mampu membawa orang-orang
mengikuti visi yang mereka buat. Tipe pemimpin seperti ini ternyata memiliki
pendamping yang mampu menutupi kekurangan mereka, dan tetap menjaga mereka
utnuk rendah hati.
8. ”No-excuse” leadership
Kemiliteran tampaknya merupakan suatu tempat yang
memiliki pembelajaran kepemimpinan yang tinggi dan tidak pernah berakhir.
Kepemimpinan yang “no-excuse” merupakan tipe kepemimpinan yang biasanya
terdapat di dunia militer. Tipe kepemimpinan ini akan mampu membuat keputusan
dengan cepat, bersikap tegas dan keras, dan menunjukan mental yang kuat. Ini
merupakan suatu kebetulan ketika penelitian di tahun 2006 menunjukan bahwa
perusahaan yang dipimpin oleh mantan militer mengungguli S&P 500, dan
pemimpin tersebut bertahan lebih lama dalam pekerjaan mereka. Contoh pemimpin
ini adalah Frederick Smith, mantan angkatan laut yang menjalankan FedEx selama
lebih dari 40 tahun.
9. Menular
Richard Boyatzis dan Annie McKee menyebutkan bahwa
emosi itu menular: Moral seseorang dapat naik dan turun sesuai dengan mood dari
sang pemimpin. Pemimpin yang positif dan bersemangat dapat menularkan hal itu
kepada bawahan mereka dan menularkan antusiasme yang positif dalam perusahaan.
Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa Anda harus dengan cermat
menghitung dan merancang perusahaan Anda, dan seberapa banyak hal itu akan
mempengaruhi kehidupan pribadi Anda. Seorang pemimpin harus mampu memisahkan
permasalahan pribadi dari kehidupan profesional mereka.
10. Melayani
Pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang bersedia untuk
melayani bawahannya, tidak tertutup pada batasan jabatan. Pemimpin tipe ini
akan bersedia untuk pertama kali melayani, dan bersedia menjadi contoh agar
bawahan mereka dapat bekerja dengan lebih baik. Tipe-tipe pemimpin ini adalah
mereka yang memiliki empati yang besar, peduli, dan mau menyembuhkan.
11. Storyteller
Seorang pemimpin harus mampu bercerita: tentang dirinya
sendiri, tentang perusahaan, tentang apa yang dilakukan pegawai mereka, dan
tentang apa yang akan dilakukan mereka di masa depan. Menceritakan cerita
membangkitkan emosi yang tidak dapat dibantah siapapun juga. Tidak heran, jika
tipe pemimpin seperti ini banyak terdapat dan cocok untuk para entrepreneur,
karena para entreprenur membangun sendiri cerita mereka, dan merekalah yang
benar-benar mengerti cerita mereka.
2.6
Penerapan Ilmu Kepemimpinan bagi Bidan
Telah banyak teori maupun konsep yang dibahas oleh
para pakar atau ahli mengenai pemimpin atau kepemimpinan. Bahkan banyak
teori-teori tentang kepemimpinan modern yang ditawarkan untuk diterapkan agar
berhasil dan sukses dalam memimpin, terutama dalam menciptakan praktek bidan
yang sukses. Namun masih saja keberhasilannya dalam memimpin belum baik.
Terbukti banyak bidan di Indonesia yang belum bias menjadi bidan yang sukses,
ini dikarenakan bidan itu sendiri mungkin karena konsep kepemimpinan yang
diterapkan tidak cocok atau ada konsep yang lebih baik, berikut ini adalah
beberapa hal yang harus diterapkan agar menjadi bidan yang sukses:
- Memiliki karakter yang kuat
Biasanya
pemimpin yang sukses memiliki karakter yang kuat. Selalu berani mengambil
tantangan, dan yakin bahwa resiko yang diambilnya akan memberikan keuntungan
bagi orang lain.
- Sigap dan selalu focus
Bidan yang
sukses akan cepat bertindak dalam segala
hal, baik dalam kondisi mendesak maupun kondisi normal seorang pemimpin harus
bisa mengambil keputusan dengan tepat dan cepat.
- Rendah hati
Tumbuhkan
sikap rendah hati agar orang lain bias menyenangi sikap kita, jika kita menjadi
pemimpin, dan mempunyai bawahan maka sempatkan waktu kita untuk selalu
mengontrol pekerjaan bawahan kita.
BAB III
KESIMPULAN
Bidan
dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi &
manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan
masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8). Bidan
sebagai seorang pemimpin harus ;
a) Berperan
serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan.
b) Melaksanakan
tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di masyarakat.
c) Mengumpulkan,
menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan upaya perbaikan
atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
d)
Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif
luas dan kritis.
e) Menginisiasi
dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik kebidanan.
Pelayanan kebidanan merupakan salah
satu kegiatan dalam pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan, hidup sehat dan mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi bangsa yang cerdas. Pelayanan
yang demikian karena pelayanan kebidanan ditujukan kepada perempuan sejak masa
sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan member hasil yang
berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupun provider dan pelayanan yang
bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan seorang pemimpin
yang dapat meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan yang diberikan oleh
organisasinya dan pelayanan yang diberikan harus berorientasi pada mutu.
Dalam pelayana kebidanan banyak
harapan yang difokuskan oleh orang yang berbeda dan bekerja sama dalam
pelayanan kebidanan dan kepada bidan itu sendiri. Para pelanggan internal dan
eksternal menginginkan bidan dapat member pelayanan yang berkualitas. Selain
keterampilan dan pengetahuan diperlukan kematangan pribadi bidan dalam member
pelayanan karena bidan juga menjadi tokoh masyarakat dan panutan bagi kaum
wanita. Bidan harus menjalankan tugas dengan tanggung jawab moral karena
pelayanan yang diberikan menyangkut kehidupan ibu dan anak, pencapaian
kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga, serta menurunkan angka kematian ibu dan
anak. Untuk itu bidan perlu memperhatikan poin – poin berikut ini untuk
mengembangkan kematangan dirinya :
1.Teliti
2.Bertanggu jawab
3.Jujur
4.Disiplin tinggi
5.Hubungan manusia yang efektif
6.Bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
7.Memahami standar profesi kebidanan
8.Mengerti asas dan tujuan
penyelenggaraan praktek kebidanan
9.Bekerja berdasarkan ketentuan dan landasan hukum
pelayanan kebidanan
DAFTAR
PUSTAKA
Notoatmojo,soekijo.
1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Glenz,
Karen. 1990. Health Behavior and Health Education, Theory Research and
Practice. San Francisco,oxford: Joosey-Bas Publiser.
C. Maxwell,
John, 2001, Mengembangkan Kepemimpinan di Sekeliling Anda, Jakarta
: Mitra Media.
Laurie Beth
Jones, 1997, Yesus Chief Executive Officer, Penerbit Mitra Utama.
Lembaga
Ketehanan Nasional.2001. Kepemimpinan Nasional. Jakarta.
Liliweri,
Alo. 2001. Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
http://blog.umy.ac.id/jurnalkampus/2010/12/07/kisah-pemimpin-yang-adil/
(diakses tanggal : 20 April 2011)
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2008. Kepemimpinan
Profesional : Pendekatan Leadership Games. Yogyakarta : Gava Media
Sutarto. 1989. Dasar-dasar Kepemimpinan
Administrasi. [Yogyakarta] : Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar